jpnn.com, JAKARTA - Politikus PDIP Kapitra Ampera menilai eks Komisioner Komnas HAM Natalius Pigai menyampaikan narasi berbahaya merespons keputusan pemerintah melabelkan teroris terhadap kelompok kriminal bersenjata atau KKB di Papua.
"Bahaya, itu. Pernyataan yang menstimulasi konflik, tidak pantas diucapkan mantan komisioner Komnas HAM," kata Kapitra saat dihubungi, Sabtu (1/5) malam.
BACA JUGA: Singgung KKB di Papua Dicap Teroris, Natalius Pigai: Tanda-tanda Indonesia Bubar
Menurut ketua DPD Himpunan Advokat dan Pengacara Indonesia (HAPI) Riau, pernyataan Pigai bisa memunculkan konflik horizontal lantaran mengaitkan pelabelan teroris untuk KKB dengan sentimen agama.
"Pigai mencoba membawa masalah ini kepada sektarian agama, padahal terorisme itu malahan mulai dan lahir di Eropa. Itu tidak berkaitan dengan agama. Itu berkaitan sikap seorang atau kelompok dalam merespons dan memperjuangkan keinginannya," ujar alumnus Universitas Muhammadiyah Jakarta itu.
BACA JUGA: Soal Label Teroris untuk KKB, Ferdinand: Narasi Pigai Ini Bahaya
Kapitra Ampera mengatakan pemerintah tidak sedikit pun menyinggung agama ketika melabelkan teroris terhadap KKB. Tetapi label itu diberikan melalui serangkaian analisis hasil serangan KKB di Bumi Cenderawasih.
Dalam beberapa kasus, kata Kapitra, KKB di Papua merusak fasilitas publik, membunuh warga, membakar sekolah dan rumah ibadah.
BACA JUGA: Kasus Penggunaan Alat Antigen Bekas, Menteri BUMN Erick Thohir Siap-siap Saja
"Dia (teroris di Papua, red) membunuh buruh, bunuh pendatang, bakar sekolah. Pigai tidak pernah bicara tentang itu. Itu perbuatan teror," tegas Kapitra.
Sebelumnya Natalius Pigai dalam unggahan melalui akunnya di Twitter mengaitkan pelabelan teroris untuk KKB di Papua dengan agama.
"Sudah sah orang Kristen Teroris," tulis Pigai, Kamis (29/4).
Selain itu, Pigai juga menganggap keputusan pemerintah itu kemenangan bagi kelompok teroris dari Taliban dan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Indonesia.
"Setelah pemerintah giring konflik di Papua dengan rasisme/Papua phobia, sekarang pemerintah justru membuka konflik Kristen dan Islam di Papua. Tanda-tanda Indonesia bubar," tulis Natalius Pigai. (ast/jpnn)
Yuk, Simak Juga Video ini!
Redaktur & Reporter : Aristo Setiawan