Kapolda Minta Uji DNA Mayat dalam Karung

Kamis, 18 September 2014 – 08:18 WIB

jpnn.com - SORONG -  Kasus penemuan mayat dalam karung yang diduga Ketua KNPB Sorong Marthinus Yohame sampai saat ini masih menjadi misteri.  

Kapolda Papua Irjen Drs. Yotje Mende M.Hum menegaskan, ia telah memerintahkan  Kasat Reskrim Polres Sorong Kota untuk menseriusinya. Bahkan Kapolda memerintahkan, gar dilakukan uji DNA mayat tersebut guna memastikan identitasnya.

BACA JUGA: Anggota DPRD Gadaikan SK ke Bank, Diduga untuk Beli Mobil

Karena sampai saat ini, polisi belum berani memastikan jika mayat yang ditemukan di perairan Pulau Nana Dum,  Distrik Sorong Kepulauan  tersebut merupakan ketua KNPB Martinus Yohame.

"Walau penyidik sudah menyampaikan kelihatannya itu memang benar, karena adanya barang-barang milik korban seperti gelang, dan jam tangan, tapi saya sampaikan belum seratus persen," ujar Kapolda.

BACA JUGA: Bayar Rp 150 Juta, Tetap tak Lulus jadi CPNS di Kemenkumham

Namun ia menegaskan, pihaknya masih membutuhkan bukti kuat yakni melalui uji DNA yang akan dilakukan. Untuk keperkuan  uji DNA tersebut,  tentunya harus dilakukan penggalian kubur untuk mengambil sample yang akan diuji. Kendala yang mungkin akan dihadapi yakni persetujuan dari pihak keluarga korban.

Kapolda  meyakinkan, jika polisi sebagai penyelidik dan penyidik tetap akan mengajukan untuk dilakukan pengambilan sampel guna uji DNA yang dimaksud.

BACA JUGA: Seorang Wanita Kritis Dihajar dan Perut Dipanah oleh Eks Suami

"Karena ini kita nyatakan patut diduga sesuai uji materil yang bisa menentukan di sini adalah uji DNA," ujarnya.

Kapolda pun berharap adanya sikap kooperatif dari keluarga untuk memberikan dukungan. Sedangkan dari hasil gelar perkara yang diikutinya Selasa malam lalu dengan penyidik Polres Sorong Kota, ada tiga saksi kunci yang sebelum ditemukannya korban sempat bersama-sama dengan korban. Namun, saksi kunci yang diharapkan dapat menguak misteri kronologis kejadian jika benar mayat yang dimaksud adalah ketua KNPB, telah dilakukan pemanggilan.

Namun sayangnya tiga saksi kunci tersebut tidak bersedia hadir hingga saat ini. Menyikapi kondisi itu,  Kapolda  menyarankan agar penyidik melakukan pendekatan secara persuasif kepada tiga saksi yang dimaksud karena bisa menjadi saksi kunci.

"Dia sebagai warga negara yang baik saya minta untuk mau bersedia diperiksa oleh penyidik, bahkan sekarang terkesan tidak ada di tempat, saya katakana  memang sekarang mereka belum kooperatif tapi mudah-mudahan mereka mau, ini yang saya minta," harap Kapolda.

Selain itu,  Kapolda juga menyarankan penyidik untuk melakukan pendekatan dengan tokoh-tokoh masyarakat dan  teman-temannya untuk membantu kepolisian. Kapolda juga mengungkap adanya informasi kemungkinan persoalan perempuan yang diduga sempat bersama korban sebelumnya. Perempuan yang dimaksud Kapolda yakni teman-teman yang sempat bersamanya. Setelah dicek, satu di antaranya saat ini sudah berada di Merauke.

"Saya periksa berita acaranya belum ada, dan memang saya sampaikan apa yang dilakukan Polres Sorong Kota masih sangat-sangat datar, makanya saya pun akan memerintah dari Polda untuk membantu karena ini kasus pembunuhan," tandasnya.

Dari hasil gelar perkara, Kapolda juga menerima laporan adanya informasi jika sebelumnya korban sempat bertemu dengan seseorang yang mengaku dari Komnas HAM. Ia memerintahkan, agar informasi itu didalami guna mengungkapkan kebenarannya, apakah benar orang yang dimaksud berasal dari Komnas HAM.

Pertemuan itu terjadi tanggal 20 Agustus, dalam waktu bersamaan handphone korban tidak aktif, tetapi malamnya pukul 23.00 WIT sesuai keterangan saksi nomor handphone korban kembali aktif.

"Ada saksi di sini tetapi saya tidak sebutkan ya, karena kita masih mendalami siapa orangnya dan lain-lain, ini sebagai pembuka tabir yang mudah-mudahan ya," tandasnya.(reg)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Berniat Curi Truk Bupati, Bandit Didor


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler