PALU – Masyarakat di Kecamatan Balaesang Tanjung, Kabupaten Donggala diminta tidak mudah terprovokasi, menyusul terjadinya bentrok antar warga di wilayah tersebut. Hal ini disampaikan langsung Kapolda Sulteng, Brigjen Pol Dewa Parsana ditemui Rabu (18/7).
Menurut Kapolda, permasalahan yang terjadi terkait warga yang pro dan kontra terhadap keberadaan PT Citra Manunggal Abadi (CMA), seharusnya dicarikan solusi dan duduk bersama membahas jalan keluar dari masalah yang timbul di daerah tersebut. “Kami pihak kepolisian melalului Polres Donggala akan berkoordinasi dengan Pemerintah setempat, untuk mencarikan solusi dari masalah yang timbul di sana,” jelasnya.
Dikatakan Dewa Parsana, pihak kepolisian, dalam penyelesaian masalah tidak serta merta mengedepankan pasukan dan senjata. Terlebih dahulu harus diketahui akar masalah dan apa yang menjadi penyebab hingga terjadinya masalah hingga warga yang berada dalam satu desa saling bentrok. “Ini perlu kita kaji, ijin perusahaan itu bagaimana, dampak lingkungan yang timbul bagaimana, dan apa penyebab sehingga ada warga yang pro dan kontra,” ujar Kapolda.
Dia juga mengimbau kepada warga di desa tersebut, untuk tidak muda terprovokasi, dan saling menyalahkan satu dengan lainnya, hingga melakukan hal-hal yang berbau anarkis, yang malah merugikan individu warga masing-masing. “Kami meminta warga yang pro maupun yang kontra terhadap keberadaan perusahaan untuk menahan diri dan duduk bersama membicarakan masalah ini,” imbuhnya.
Disinggung tentang lambannya, pihak kepolisian turun ke Tempat Kejadian Perkara (TKP) bentrokan di Kecamatan Balaesang, Selasa (17/7) lalu, DewaParsana mengaku, kondisi geografis desa tersebut, yang terbilang jauh dari kantor polisi terdekat, menyebabkan pihaknya terkesan lambat tiba di lokasi bentrok warga.
Terpisah, Kabid Humas Polda Sulteng, AKBP Soemarno, mengaku kondisi terakhir di Kecamatan Balaesang Tanjung telah berhasil dikendalikan personel Polres Donggala, dipimpin langsung Kapolres Donggala. Sebanyak 86 personel kepolisian telah ditempatkan di desa tersebut guna menghalau aksi lanjutan. “Yang diturunkan merupakan personel gabungan dari Polsek Balaesang, Intel, Reskrim dan Sabhara Polres Donggala,” sebut Soemarno.
Terkait informasi yang menyebutkan pada Rabu kemarin, lima orang warga di Desa Kamonji, Kecamatan Balaesang Tanjung terkena peluru petugas, Soemarno, mengaku, belum mendapat kepastian dari informasi tersebut. “Info itu belum kami terima. Kapolres beberapa kali saya telpon tapi belum tersambung,” tandasnya. (agg)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jam Kerja PNS Dikurangi Selama Ramadan
Redaktur : Tim Redaksi