jpnn.com, WAMENA - Kepala Kepolisian Daerah Papua Irjen Paulus Waterpauw bicara terus terang soal kondisi keamanan di wilayahnya. Pria yang pernah menjabat manajer timnas bola voli putra itu mengungkap sejumlah masalah, tidak ada yang dia tutupi.
Salah satu masalah yang diungkap Paulus ialah soal mahasiswa dan pelajar. Dia menyebut sebanyak 2.600 mahasiswa dan pelajar telah pulang ke Papua dari berbagai kota studi di Indonesia. Itu menjadi beban sosial bagi pemerintah daerah. "Adik-adik pelajar dan mahasiswa yang sudah kembali ke Papua saat ini tercatat 2.600 orang. Untuk apa mereka pulang? Ini menjadi beban sosial," kata Paulus seperti dikutip dari Antara.
BACA JUGA: Deri Tewas Ditikam, Kapolda Papua Imbau Para Pekerja Jangan Keluar Kota Wamena
Kapolda mengatakan bahwa para pelajar dan mahasiswa merupakan kelompok yang paling rentan disusupi dan dipengaruhi oleh pihak-pihak yang mempunyai keinginan dan agenda-agenda tertentu di Papua sekarang ini.
Menurut Kapolda, pelajar dan mahasiswa itu sudah diperintahkan untuk kembali ke kota studi masing-masing. Namun, mereka tidak mau kembali. Mereka diundang oleh Gubernur Papua Lukas Enembe, tetapi mengembalikan undangan itu kepada Gubernur di depan semua pejabat Forkopimda Provinsi Papua.
BACA JUGA: Irjen Paulus Waterpauw Resmi Menjadi Kapolda Papua
"Ada apa ini? Di sisi lain mereka terus mendengungkan berbagai permasalahan yang terjadi, sekecil apa pun melalui jalur-jalur komunikasi yang mereka punya. Ini nyata," kata Paulus.
Sehubungan dengan hal itu, Kapolda mengingatkan jajaran kepolisian di semua daerah di Papua agar lebih waspada dan peka terhadap perkembangan situasi yang terjadi di tengah masyarakat. "Ada informasi sekecil apa pun, desas-desus, isu-isu yang bertebaran di media sosial, kasih input kepada teman-teman untuk mengantisipasinya," ujarnya.
Guna mengamankan situasi di seluruh wilayah Provinsi Papua, kata Kapolda, Mabes Polri mengirim ratusan personel Brimob yang merupakan BKO dari 13 polda se-Indonesia untuk ditugaskan di sejumlah daerah rawan di wilayah provinsi ujung timur Indonesia itu.
Kapolda mengimbau setiap polres yang mendapat tambahan pasukan Brimob BKO dari berbagai polda untuk bersinergi membangun komunikasi dan koordinasi dengan menggelar kegiatan patroli bersama, razia senjata tajam, dan penyakit-penyakit masyarakat, seperti minuman keras ataupun menempatkan pos-pos keamanan di wilayah-wilayah yang dianggap rawan.
"Diminta atau tidak diminta wajib hukumnya bagi rekan-rekan di kewilayahan untuk berterima kasih kepada rekan-rekan yang datang bertugas membantu kita. Ancaman ini nyata, bukan tidak nyata. Jangan berpikir konflik di Papua itu biasa. Situasi sekarang lebih spesifik," kata Paulus.
Selain itu, Kapolda juga mengingatkan jajarannya agar mengantisipasi pergerakan kelompok kriminal separatis bersenjata (KKSB) yang terus-menerus melakukan berbagai upaya kekerasan dan teror penembakan. "Rekan-rekan jangan lengah, tetap waspada. Bangun komunikasi dengan semua pihak sebab di semua daerah ada banyak tokoh yang mempunyai pengaruh," kata Paulus. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Adek