jpnn.com - PALU - Kapolda Sulteng Brigjen Pol Ari Dono Sukmanto enggan berkomentar banyak menanggapi aksi Tim Densus 88 Anti Teror yang mengamankan seorang warga terkait 7 terduga jaringan teroris yang diamankan di Kabupaten Parimo, Sulawesi Tengah (Sulteng).
Alasannya, kasus ini sendiri telah ditangani oleh Mabes Polri, dan yang lebih berwenang memberikan keterangan adalah Mabes Polri.
BACA JUGA: BKD Bakal Gunakan Tiga Tempat
“Meski begitu tim yang ada (Densus) juga tetap berkoordinasi dengan kami sebagai satuan kewilayahan. Tapi untuk detailnya biar Mabes saja yang sampaikan,” ujar Ari seperti yang dilansir Radar Sulteng (Grup JPNN.com), Selasa (16/9).
Namun dia mengakui, khususus sejumlah warga Kota Palu yang diamankan, hingga kini masih diamankan di wilayah hukum Polda Sulteng, tanpa menyebut detail tempat para terduga diamankan. Salah satu dari terduga tersebut, atas nama Saiful alias Ipul diketahui bekerja sebagai guru honorer di SLB Baiya.
BACA JUGA: Verifikasi Honorer K2 Jayapura Rampung Bulan Ini
“Yang jelas dengan diamankannya kelompok tersebut, menandakan bahwa mereka masih ada. Untuk itu lah kami pihak kepolisian terus waspada, terlebih masih ada DPO yang belum tertangkap,” terangnya.
Status hukum serta keterlibatan keempat warga Kota Palu yang diamankan tersebut, hingga kini juga belum berani diungkap Kapolda. Dia menyebutkan, bahwa status hukum para terduga ini akan dipastikan dalam waktu kurang lebih seminggu, sesuai dengan aturan yang berlaku. Namun Ari Dono meyakini, para pelaku sebelum tertangkap memang sudah mempunyai niatan buruk.
BACA JUGA: Sawah Kekeringan, Air Dikuasai Pengusaha
“Ini bisa dilihat dari plat nomor polisi, mobil yang dipakai ternyata palsu. Itu mengindikasikan ada yang tidak baik sehingga pakai plat palsu dan melarikan diri,” jelas Kapolda.
Pantauan media ini, Mapolda Sulteng mendapat penjagaan yang ekstra ketat pasca penangkapan sejumlah terduga teroris tersebut. Sejumlah anggota Brimob bersenjata lengkap berjaga di depan Mapolda Sulteng, mulai sore kemarin.
Sementara itu, Kepala Imigrasi Palu, Tantawi Jauhari yang dihubungi terkait keberadaan empat WNA tersebut di wilayah Sulawesi Tengah, mengaku sama sekali tidak termonitor. Pihak Imigrasi juga tidak mendapatkan identitas jelas dari ke empat WNA itu.
“Kami coba untuk datang ke Polda kemarin (Minggu,red). Tapi empat WNA itu sudah diberangkatkan, jadi kami tidak bisa lihat apakah ada atau tidak dokumen yang mereka bawa, copiannya juga kami tidak dapat,” kata Tantawi.
Menurut Tantawi, pihaknya baru mengetahui nama-nama para WNA tersebut dari media online. Pihak Imigrasi Palu sendiri, kata Tantawi tidak dapat mencegah keempat WNA tersebut masuk ke Sulawesi Tengah, sebab mereka masuk diduga melalui jalur darat dan tidak melewati bandara Mutiara Sis Aljufri Palu. (agg)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Plafon IAIN Imam Bonjol Ambruk, 9 Terluka
Redaktur : Tim Redaksi