jpnn.com - JAKARTA - Mantan Danpuspom TNI AD, Mayjen TNI (Purn) Ruchjan berharap Presiden Joko Widodo memilih figur Kapolri yang mampu mengembalikan hubungan harmonis antara TNI-Polri. Menurut Ruchjan, mendamaikan kedua institusi itu merupakan tugas utama bagi pemimpin baru Polri yang akan menggantikan Sutarman.
Ruchjan mengatakan, intensitas konflik TNI-Polri pada era reformasi justru sangat tinggi. Masyarakat pun seakan-akan terbiasa disajikan konflik kedua institusi itu. Padahal pada era sebelumnya, konflik antara TNI dan Polri jarang terjadi.
BACA JUGA: Ada Kacang Pukul di Kasus Suap Annas Maamun
Salah satu faktor yang menyebabkan hal tersebut adalah lemahnya komunikasi dan koordinasi antara kedua belah pihak. Oleh karena itu, antar para pimpinan mulai dari tingkat bawah hingga atas perlu duduk bersama membahas hal ini.
"Pucuk pimpinan TNI-Polri harus harmonis hubungannya. Mulai dari tataran anggota di bawah, pimpinan wilayah sampai setingkat jenderal. Maka, sebaiknya para pimpinan dua institusi ini perlu duduk bersama," kata Ruchjan di Jakarta, Senin (22/12).
BACA JUGA: Curigai Penarikan Penyidik untuk Ganggu KPK Usut BLBI
Ruchjan pun mengingatkan bahwa TNI-POLRI merupakan lembaga perekat bangsa dan jadi benteng terakhir sistem kedaulatan bangsa. Karena itu, hubungan harmonis kedua belah pihak harus terjalin erat demi mewujudkan cita-cita besar kemerdekaan.
"Skema pelemahan bangsa dari internal pun perlu diwaspadai. Indonesia lahir dari rahim persatuan dan kesatuan anak bangsa. Setiap komponen harus menyadarinya, guna menjaga falsafah Bhinneka Tunggal Ika dan persatuan kesatuan bangsa," katanya.
BACA JUGA: Cegah Anak Korban Dunia Maya, Ibu-ibu Jangan Gaptek
Sebelumnya, pihak Indonesian Police Watch (IPW) mengungkapkan bahwa menurut catatan mereka, bentrokan yang kerap terjadi diantara para anggota TNI dan Polri di tahun 2014, tergolong tinggi jumlahnya jika dibandingkan tujuh tahun sebelumnya.
Ketua Presidium IPW, Neta S Pane menuturkan bahwa pada tahun 2007 saja hanya terjadi tiga peristiwa. Selanjutnya pada 2008 terjadi dua peristiwa, 2009 terjadi empat peristiwa, 2010 terjadi enam peristiwa, dan pada tahun 2011 hanya terjadi satu peristiwa.
Kemudian di tahun 2012 terjadi satu peristiwa dan 2013 terjadi empat peristiwa. Sementara di 2014 ini sudah terjadi tujuh kali bentrok dan perkelahian antara TNI-Polri. Enam di antaranya merupakan bentrok TNI dengan angota Brimob.(dil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Megawati: Setengahnya Saja Belum
Redaktur : Tim Redaksi