Kapolri Bela Densus 88

Soal Penembakan terduga Teroris di Poso

Kamis, 13 Juni 2013 – 06:19 WIB
JAKARTA - Penembakan terhadap Udin, terduga teroris di Poso yang sempat memancing kemarahan warga dianggap Kapolri Jenderal Timur Pradopo bukan sesuatu yang salah. Timur memilih membela anak buahnya meskipun sejumlah kecaman dilontarkan warga Poso, yang berujung beberapa aksi perusakan.
   
Menurut Timur, apa yang dilakukan anggota Densus lebih karena keterpaksaan, karena saat dilakukan penegakan hukum Udin melawan. Pada prinsipnya, setiap anggota polri dalam melakukan penegakan hukum harus mengutamakan keselamatan. Baik keselamatan diri sendiri, tersangka, maupun warga sekitar.

Dalam kasus Udin, Densus sebenarnya tidak ingin melepaskan tembakan yang akhirnya membuat dia tewas. "Kita rugi kalo yang bersangkutan meninggal dunia," ujarnya di Mabes Polri, Rabu (12/6). Tewasnya Udin membuat pengembangan kasus menjadi terputus karena otomatis polisi sudah tidak bisa menginterogasi dia.

Akibatnya sudah jelas. Upaya mengungkap jaringan teroris di Poso pun menjadi terhambat. Padahal, Udin yang disebut sebagai penyuplai dan pengelola logistik memiliki peran yang cukup penting. Jika dia bisa ditangkap dalam keadaan hidup, polisi akan tahu ke di mana tempat dia menyembunyikan logistik untuk keperluan teror.

Sayangnya, versi Densus Udin memilih melawan hingga membahayakan petugas. Akhirnya, petugas pun terpaksa melepaskan tembakan yang membuat Udin meregang nyawa. "Kalau itu mengancam nyawa orang lain, ya harus dilakukan langkah," lanjut alumnus Akpol 1978 itu.

Tindakan Densus 88 menembak Udin memang menuai kecaman. Baik dari warga Poso maupun Komnas HAM. Komisioner Komnas HAM Siane Indriani menyebut, sudah hampir 100 terduga teroris tewas sebelum menjalani proses hukum. "Penanganan keamanan di Poso justru menciptakan bentuk kekerasan baru yang memelihara trauma dan ketakutan masyarakat," ujarnya.

Dia mendesak Polri untuk lebih jujurmenjelaskan fakta seputar penembakan Udin. Menurut dia, tidak mungkin masyarakat sampai marah jika memang benar Udin menyerang petugas. Sejumlah saksi mata melapor kepada Komnas HAM jika Udin tidak melawan, melainkan melarikan diri.

Sebagaimana diberitakan, penembakan terhadap Udin membuat warga Poso marah. Alhasil, situasi Poso sempat memanas. Massa merusak fasilitas umum dan sejumlah baliho di sekitar lokasi Udin ditembak. Sebagian masyarakat lainnya memilih timnggal di rumah karena ketakutan. (byu)

BACA ARTIKEL LAINNYA... PKS Tak Mau Tambah Kesengsaraan Rayat Miskin

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler