JAKARTA -- DPR RI meminta polisi serius menumpas aksi penembakan oleh orang tak dikenal di Papua."Saya minta Kapolri serius memerhatikan persoalan Papua, karena insiden penembakan seperti kemarin pasti akan menjadi perhatian internasional,” ujar Anggota Komisi III DPR, Aboebakar Al-Habsyi, di Jakarta, Senin (9/4).
Seperti diketahui, kekerasan dan teror kembali terjadi di Papua, Minggu (8/4) pagi. Pesawat Twin Otter Trigana Air ditembak oleh kelompok tak dikenal saat mendarat di Bandar Udara Mulia, Puncak Jaya, Papua. Satu korban tewas, yakni Leiron Kogoya, wartawan Papua Pos.
Beberapa lainnya, termasuk pilot mengalami luka. Baku tembak dengan polisi pun tak terelakkan setelah peristiwa itu. Aboebakar menilai, selain adanya perusahaan multi nasional, isu HAM di Papua kerap menjadi bahan kampanye di luar negeri.
Menurutnya sudah banyak penembakan yang dilakukan oleh OTK di Papua. "Polisi harus menggenjot performa untuk menangani persoalan ini," katanya.
Selama tahun 2011, paling tidak terjadi 13 kali insiden penembakan di Bumi Cenderawasih ini. Terdapat tujuh karyawan PT Freeport yang meninggal dunia, lima lainnya mengalami luka tembak, dua Anggota TNI dan satu orang polisi juga mengalami luka tembak.
Pada tahun 2010, ada satu kejadian penembakan OTK terhadap konvoi lima mobil PT Freeport Indonesia yang mengakibatkan tujuh korban luka, satu diantaranya adalah warga negara AS.
Di tahun 2009, ia mencatat ada 17 kali baku tembak dengan lima korban meninggal, satu polisi dan empat karyawan freeport. Pada tahun itu, kata Aboebakar terdapat 28 orang mengalami luka tembak yang terdiri dari 20 karyawan, dua TNI dan empat polisi.
"Untuk Tahun 2012, dari catatannya ini adalah kejadian ketiga, pada kejadian sebelumnya terdapat korban tewas yaitu Nasyun Naboth dan Thomas Bagiarsa," ungkapnya.
Ia menegaskan, penembakan oleh OTK di Papua sudah menjadi catatan merah nan panjang, karenanya polisi harus lebih serius lagi menangani persoalan ini. Penangan penembakan di Papua sudah selayaknya memperbantukan TNI. "Ini sudah mengancam pertahanan dan kedaulatan Negara, semua tahu masih ada PR besar di sana, yaitu kaitannya dengan OPM," tegasnya.
“Oleh karenanya dari pada TNI dikirim untuk meghadapi demo mahasiswa, lebih baik dikirim untuk mengamankan kondisi Papua," kata politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), itu.
Diakuinya, dari hasil kunjungan kerja ke Papua beberapa waktu lalu, ada beberapa kendala yang dihadapi oleh Polri. "Seperti keterbatasan tenaga, alat komunikasi yang tidak mendukung dan adanya alat transportasi udara, padahal medan di daerah Papua sangatlah berat," katanya. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... KPK Terus Sibuk Bidik Korupsi di Daerah
Redaktur : Tim Redaksi