Kapolri Tak Ingin Sebutan 'Buaya' Lagi

Selasa, 03 November 2009 – 05:33 WIB
DEMO - Massa pendukung Bibit dan Chandra dari KPK, saat melakukan unjuk rasa di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Senin (2/11), lengkap dengan personifikasi boneka buaya yang selama ini disebut-sebut mewakili Polri dalam polemik polisi vs KPK. Foto: Ukon Furkon Sukanda/Indopos.
JAKARTA - Kapolri Jenderal Pol Bambang Hendarso Danuri (BHD) rupanya kesal terus disebut sebagai 'buaya'  yang melawan 'cicak'Buktinya, BHB tak urung sampai harus menyampaikan permintaan maaf atas munculnya istilah itu dari mulut salah seorang perwira tinggi polisi.

"Itu oknum Polri

BACA JUGA: Depag Jamin Transportasi Makkah

Polri secara institusi tidak pernah menggunakan istilah itu
Kami mohon maaf," kata BHD seperti ditirukan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Tifatul Sembiring, usai silaturahmi tertutup bersama sejumlah pempimpin media di kantor Depkominfo, Medan Merdeka Barat, Jakarta, Senin (2/11) kemarin.

Nama "oknum" itu diperjelas Tifatul Sembiring, yakni, Kabareskrim Komjen Pol Susno Duadji

BACA JUGA: Disita, Sabu Rp 25 M asal Timteng

Susno adalah orang yang membuat istilah itu saat dia kedapatan menjadi target penyadapan KPK
Saat itu dia mengistilahkan KPK sebagai cicak yang melawan buaya.

Dalam pertemuan tersebut, BHD mengatakan bahwa tak perlu ada pembedaan antara buaya dan cicak

BACA JUGA: TPF Tak Bisa Hentikan Pemeriksaan

Sebab, Polri sendiri termasuk cicak yang juga ingin getol melawan korupsiMantan Kabareskrim itu juga meminta agar polemik buaya melawan cicak tak dilanjutkan lagi.

"Selesai sudahJangan lagi diperpanjangCicak bagian dari saya dan KPK bagian dari kepolisianCicak, ya kita yang cicak," kata BHD usai mengikuti silaturahmi.

Dalam pertemuan tersebut, BHD diminta untuk menangguhkan penahanan dua mantan pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Bibit Samad Rianto dan Chandra M HamzahSebab, alasan penahanan mereka tak logis, yakni disebutkan berpotensi melenyapkan barang bukti, kabur dan mempengaruhi opini masyarakat dengan menggelar jumpa persBHD mengaku tak bisa menjanjikannya, namun dia bakal membicarakannya bersama pejabat Polri terkait"Nanti kami bahas dulu," katanya.

Mengenai pembentukan tim independen dan tuntutan gelar perkara, BHD menjamin Polri akan terbuka dalam hal ituDia siap bekerjasama dengan tim independen"Kami terbuka," katanya.

Apakah akan memberi sanksi kepada Kabareskrim Komjen Pol Susno Duadji? BHD tak langsung menjawab"Emm, sudahlah," katanya lantas beranjak pergi meninggalkan ruangan.

Tifatul menuturkan, pertemuan tersebut sejatinya dihadiri pula oleh Jaksa Agung Hendarman SupandjiNamun, karena ada acara lain, Hendarman tak bisa datangMantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu mengatakan, pertemuan berlangsung terbukaPerwakilan media menyampaikan bahwa apa yang dilakukan Polri pada Bibit dan Chandra menyakiti rasa keadilan masyarakat.

Di bagian lain, di Mabes Polri seharian kemarin santer terdengar kabar bahwa Kepala Badan Reserse Kriminal Komjen Susno Duadji akan mengundurkan diriBeberapa perwira menengah yang dihubungi media JPNN mengaku juga mendengar kabar itu"Sudah ramai sejak minggu kemarin," kata salah satu sumber.

Menurut perwira yang tak mau disebutkan namanya itu, posisi Susno terus menjadi rasan-rasan di internal kepolisian"Tapi, ya, cuma ngobrol saja antar temanTidak berani komentar pada sikap pimpinan," katanya.

Susno sendiri hingga kemarin tidak terlihat di depan wartawanSaat pengumuman penahanan Bibit dan Chandra, Kamis ( 29/10), Susno tidak ada di tempatPosisinya diwakili oleh Wakabareskrim Mabes Polri Irjen Dikdik Mulyana Arief MansurKepada wartawan, Dikdik menjelaskan posisi Susno saat itu berada di Puncak, Bogor, Jawa Barat, mendampingi para jenderal yang sedang dikumpulkan Kapolri.

Pada Jumat (30/10) lalu, Susno masih terlihat mendampingi Kapolri saat melantik delapan Kapolda di ruang Rupatama Mabes PolriNamun, Susno tidak ada saat Kapolri menjelaskan kronologi kasus pada Jumat soreSaat ditanyakan kenapa Susno tak dihadirkan, Kapolri saat itu tampak tersinggung"Jangan ada praduga negatifJangan berasumsi," kata BHD saat itu.

Berdasar informasi yang dihimpun JPNN, ada dua nama kuat yang dicalonkan menggantikan Susno DuadjiMereka adalah Kadivhumas Irjen Nanan Soekarna dan Kapolda Kaltim Irjen Mathius SalempangBaik Nanan maupun Salempang dibesarkan di lingkungan reserse.

Tadi malam, Kapolri diberitakan memimpin rapat di Mabes PolriNamun, menurut Inspektur Pengawasan Umum, Komjen Jusuf Manggabarani, rapat itu membahas pesawat polisi yang hilang di Papua"Tidak ada pembahasan soal penggantian," katanya(aga/rdl/iro)

BACA ARTIKEL LAINNYA... KPK Siapkan Rekaman Sadapan untuk MK


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler