JAKARTA - Pengembangan perpustakaan elektronik (e-library) dalam layanan online mendesak untuk dikembangkan oleh aparatur pemerintah yang mengelola perpustakaan. Alasannya, perkembangan teknologi informasi sudah cukup pesat.
Kapuspen Kemendagri Reydonnyzar Moenek menjelaskan, perkembangan teknologi informasi digital memberikan makna percepatan dalam memperoleh informasi yang diinginkan publik.
"Oleh sebab itu, perpustakaan elektronik (e-library) dalam layanan online adalah merupakan fasilitas yang perlu dikembangkan keberadaannya. E-library merupakan jawaban perpustakaan atas tantangan ini," ujar Reydonnyzar Moenek saat membuka Bimtek Aparatur Pengelola E-Library di Jakarta, Kamis (10/5).
Acara dihadiri para pejabat pemprov, pemkab/pemko, desa, dan Taman Bacaan Masyarakat (TBM) yang menangani bidang perpusatakaan. Jumlah peserta 56 orang. Acara berlangsung hingga Jumat (11/5).
Donny, panggilan Reydonnyzar, menyebut data yang dilansir World Internet Usage Statistics, sebuah lembaga penghitung pengguna internal di setiap negara. Tercatat, pada 2005 pengguna internet di Indonesia sudah mencapai 18 juta. Sedang pada 2008 menjadi 27 juta orang dan pada 2009 Indonesia menempati urutan terbesar kelima dalam jumlah pengguna internet terbanyak di Asia. Padahal, pada 2000 baru 2 juta pengguna internet.
Data lain, dari Markplus Insight, masih kata Donny, jumlah pengguna internet di Indonesia pada 2011 sudah mencapai 55 juta orang. Padahal, 2010 masih 42 juta orang.
"Hasil riset ini memperlihatkan bahwa pertumbuhan pengguna internet di Indonesia terus meningkat," ujar Donny, birokrat berkumis tebal itu.
Karenanya, menurut Donny, era digitalisasi perpusatakaan yang bisa diakses lewat internet akan sangat membantu usaha pemerintah untuk meningkatkan minat baca masyarakat. "Maka perlu diciptakan perpustakaan yang dapat diakses dari internet, buku-buku koleksi bisa dilihat referensinya lewat internet," ulasnya.
Sebelumnya, Donny mencukil data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2005, yang menyebutkan, hanya 18,94 persen penduduk Indonesia yang menyenangi aktivitas membaca. Sebesar 90,27 persen lebih menyukai menonton. (sam/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bawa 42 Penumpang, Belum Pasti soal Sebab Sukhoi Hilang
Redaktur : Tim Redaksi