Karhutla di Gunung Arjuno Mencapai 3.000 Hektare

Selasa, 12 November 2019 – 21:13 WIB
Petugas berupaya memadamkan api di kawasan lereng Gunung Arjuno, Jawa Timur, beberapa waktu lalu. Foto: Tahura Raden Soerjo/Antara

jpnn.com, MALANG - Sepanjang tahun 2019 luas areal terdampak kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di wilayah Gunung Arjuno, Jawa Timur, mencapai 3.000 hektare.

Kepala UPT Tahura Raden Soerjo Ahmad Wahyudi mengatakan, pihaknya akan bekerja sama dengan Badan Informasi Geospasial (BIG) untuk menginventarisasi dampak kebakaran hutan dan lahan tersebut.

BACA JUGA: Petugas Gabungan Berhasil Padamkan Kebakaran di Gunung Arjuno

"Sepanjang tahun 2019, secara keseluruhan area terdampak mencapai 3.000 hektare," kata Wahyudi di Kota Malang, Selasa (12/11).

Langkah untuk menginventarisasi total kerusakan di kawasan Gunung Arjuno dalam upaya untuk memastikan ekosistem apa saja yang terdampak, sehingga, pemulihan bisa dilakukan tepat sasaran.

BACA JUGA: Status Tanggap Darurat Kebakaran Hutan di Gunung Arjuno Dicabut

Kebakaran hutan dan lahan di kawasan Gunung Arjuno mengancam kelestarian ekosistem hutan pegunungan dengan keanekaragaman hayati yang khas.

"Apabila kerusakan terus berlanjut, dan dengan datangnya musim penghujan seperti saat ini, maka ada potensi terjadinya banjir dan longsor," katanya.

Wahyudi menambahkan, kebakaran yang terjadi di wilayah Gunung Arjuno sejak Oktober 2019 telah berhasil dipadamkan. Sementara untuk keberadaan fauna di kawasan tersebut, sempat dilaporkan adanya keberadaan macan tutul oleh masyarakat.

"Untuk laporan hewan yang terdampak kebakaran, ada masyarakat yang melihat macan tutul. Saat ini kebakaran sudah clear," kata Wahyudi.

Gunung Arjuno telah ditetapkan sebagai Cagar Biosfer oleh The United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO) pada 2015. Sehingga, pemulihan ekosistem Gunung Arjuno tersebut perlu segera dilakukan.

Selama musim kemarau 2019, telah terjadi kebakaran hutan pada wilayah kerja Tahura Raden Soerjo kurang lebih sebanyak sepuluh kali.

Pada Oktober 2019, merupakan kejadian kebakaran hutan dengan waktu yang cukup lama, akibat kondisi angin yang berhembus kencang dan menyulitkan pemadaman. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler