Karolin tak Hadiri Panggilan BK

Senin, 04 Juni 2012 – 14:10 WIB
JAKARTA - Badan Kehormatan (BK) DPR berencana memanggil Anggota DPR Karolin Margaret Natasa (KMN), yang diduga berada di dalam video porno mirip politisi yang tersebar di masyarakat. Namun, ternyata KMN tidak bisa memenuhi pemanggilan alat kelengkapan dewan tersebut.

Anggota BK, Ali Maschan Moesa, mengatakan bahwa Anggota DPR yang dimaksud tidak bisa memenuhi panggilan karena alasan suatu keperluan. Maschan mengatakan, anggota DPR tersebut sudah menelepon ke Sekretariat BK menyoal ketidakhadirannya tersebut.

"Dia menyatakan tidak bisa hadir untuk pemanggilan hari ini. Tadi dia telepon ke kesekretariatan," kata politisi Partai Kebangkitan Bangsa itu kepada wartawan, Senin (4/6), di Jakarta.

Ia mengatakan, rencananya pemanggilan itu adalah untuk meminta konfirmasi kepada Anggota DPR tersebut terkait masalah video porno. "Karena masalah ini sudah tersebar di publik, maka kita minta konfirmasi," katanya.

Maschan belum bisa memastikan jadwal pemanggilan ulang terhadap anggota DPR tersebut. "Belum tahu kapan tapi nanti kita akan bahaslah, yang jelas secepatnya," kata dia.

Sebelumnya diberitakan, pengusutan kasus video porno mirip anggota dewan oleh BK DPR mulai memasuki tahap krusial. Setelah memanggil sejumlah pakar telematika, lembaga penegak etika anggota dewan itu akan mengklarifikasi langsung beredarnya video itu kepada anggota Komisi IX DPR dari Fraksi PDIP Karolin Margaret Natasa (KMN).

Dialah yang disebut-sebut mirip dengan sosok perempuan di dalam video berdurasi kurang dari dua menit itu.

Ketua BK M. Prakosa mengatakan, Karolin akan dihadirkan ke BK pada hari ini (4/6). Surat pemanggilannya telah dikirim minggu lalu. "Kami akan meminta keterangan dari yang bersangkutan. Sekitar sore menjelang malam besok (hari ini)," kata Prakosa  Minggu (3/6).

Pekan lalu BK telah mendengarkan paparan dari ahli digital forensik Universitas Gunadarma Ruby Alamsyah dan pakar telematika UIN Syarief Hidayatullah Abimanyu Wachjoewidajat. Menurut Prakosa, menurut analisis Ruby,  memang ada sedikit editing pada video yang beredar di tengah masyarakat. Tetapi, editing itu dilakukan bukan pada sosok perempuan di dalam video itu. "Sama dengan kesimpulan Pak Abimanyu. Beliau bilang sosok perempuan dari kepala sampai kaki bukan editing," kata Prakosa. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... PAN-Muhammadiyah Siap Berdamai

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler