Karyawan Semen Indonesia Gelar Aksi, Ini Tuntutannya

Sabtu, 30 Juni 2018 – 16:35 WIB
Karyawan Semen Indonesia (SKSI) melakukan konferensi pers di Kantor Pusat Semen Indonesia Gresik, Sabtu (29/6). Foto: Ist

jpnn.com, JAKARTA - Karyawan Semen Indonesia mengadakan aksi, Jumat (29/6). Aksi ini sebagai bentuk protes terhadap kebijakan manajemen yang rajin menggunakan tenaga-tenaga pro-hire dibanding karyawan sendiri.

Ketua Umum Serikat Karyawan Semen Indonesia (SKSI), Eko Wirantono menyampaikan lima tuntutan SKSI saat mengegelar aksi. Pertama, menolak tindakan pemborosan Direktur Utama yang menghamburkan ratusan miliar rupiah untuk pembelian kantor baru di Jakarta. SKSI menilai tindakan tersebut akan menurunkan Return On Asset (ROA) yang merugikan Perusahaan dan Pemegang Saham.

BACA JUGA: SBY dan AHY Turun Tangan, Ini Angka Kemenangan Demokrat

Kedua, SKSI prihatin sekaligus menyesalkan telah terjadi banyak pelanggaran Perjanjian Kerja Bersama (PKB). Ketiga, SKSI menolak maraknya tenaga Prohire dan Konsultan yang ternyata tidak dapat meningkatkan kinerja Perusahaan.

Keempat, menolak PT Semen Indonesia sebagai lahan percobaan saling silang penempatan Direksi dan lahan belajar Direksi dari luar Perusahaan. Langkah ini banyak menimbulkan kontraproduktif, keresahan dan menurunkan kinerja Perusahaan. PTSI bukan tempat belajar untuk Direksi caretaker dengan rekam jejak minim sebagai Direksi.

BACA JUGA: Koalisi Umat Madani Pengin Amien Rais Jadi Penantang Jokowi

Kelima, SKSI meminta Menteri BUMN agar tidak menempatkan pejabat bermasalah di PT Semen Indonesia (Persero) Tbk.

Lebih lanjut, Eko menjelaskan bibit-bibit konflik hubungan industrial perusahaan plat merah itu dimulai sejak awal tahun 2017 dan belum juga menampakkan kesepakatan sampai dengan pertengahan Juni ini.

BACA JUGA: Kepala BNPT Ajak Anggota PBB Tingkatkan Peran Pemuda

“Setelah puluhan surat kami kirimkan ke Manajemen dan tidak mendapatkan respons maka Serikat Karyawan Semen Indonesia (SKSI) menggelar aksi ini,” kata Eko.

Eko berharap aksi yang digelar SKSI ini sebagai salah satu bentuk upaya dan komunikasi agar manajemen lebih memberikan perhatian kepada peningkatan kinerja perusahaan menjadi lebih baik.

Sekretaris Umum SKSI Effnu Subiyanto menambahkan posisi keuangan PTSI semakin bleeding disebabkan karena banyak kebijakan yang justru pemborosan di sana-sini. Pemborosan, menurut Effnu karena Direksi yang baru lebih senang menggunakan tenaga-tenaga prohire yang mahal, banyak sekali konsultan dan bahkan membeli kantor baru di Jakarta.

“PTSI sebetulnya memiliki kantor yang cukup representatif di kawasan Mega Kuningan Jakarta dan saat ini PTSI memiliki 40 tenaga eselon 1. Namun manajemen justru mengontrak 28 tenaga prohire dan terus bertambah saat ini,” ujar Effu Subiyanto.

Beberapa waktu lalu karyawan Semen Padang dan Semen Tonasa yang merupakan grup holding PTSI juga sudah melakukan aksi demonstrasi untuk memprotes kebijakan Direktur Utama Hendi Prio Santoso.(fri/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Gerindra Pelototi Kerawanan Rekapitulasi Suara Pilkada


Redaktur & Reporter : Friederich

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler