Karyawan Telantar, Refund Tak Pasti

Jumat, 01 Februari 2013 – 07:52 WIB
MASKAPAI Batavia Air dinyatakan pailit. Semua kegiatan perusahaan diambil oleh oleh curator yang ditunjuk pascapailit tersebut. Tidak hanya karyawan yang terlunta-lunta, ribuan calon penumpang yang sudah terlanjur membeli tiket pun ikut tidak jelas nasib tiketnya. Apalagi kurator tidak menjamin uang bakal kembali


Kantor pusat Batavia Air di Jalan H. Juanda, Jakarta Pusat, Kamis (31/1) terlihat begitu ramai. Ramai bukan karena aktivitas perusahaan sedang ramai, tetapi ramai oleh para calon penumpang yang menuntut uang tiketnya kembali. Ditambah para karyawan Batavia Air yang kecele, ternyata kantornya tutup.

"Isu mau bangkrut, kami sudah tahu lama, tetapi tidak menyangka secepat ini karena para Bos pada tutup mulut," kata salah satu satpam yang menolak menyebut namanya.

Namun, melihat para calon penumpang yang memasang wajah emosi, dia teman-temannya jadi minder. Untuk keselamatannya, dia pilih nongkrong di kios rokok dan minuman tak jauh dari kantor. "Saya takut kena bacok para calon penumpang yang marah-marah," ujarnya.

Ada salah satu karyawan yang berprofesi sebagai antar-jemput para pilot dan pramugari. Dia mengaku gajinya dan teman-teman sudah jarang-jarang dibayarkan. Waktu disinggung soal pesangon, Karyawan yang tak mau disebutkan namanya itu mengaku belum mendapatkan pesangon. "Boro,boro Mbak," katanya sambil buru-buru kabur dengan sepeda motornya.

Saat itu, para karyawan Batavia Air bergerombol di sudut-sudut angkringan di sepanjang jalan H. Juanda. Rata-rata mereka mengenakan pakaian preman karena takut diamuk calon penumpang yang minta refund tiketnya. ”Kami tidak tahu nasib kami, belum ada pemberitahuan sama sekali,” kata Vera, salah satu karyawan.

Kemarin, calon penumpang dengan tujuan Balikpapan, Ambon, Semarang, Tiongkok, bahkan ada yang mau balik ke Singapura berkumpul di depan kantor Batavia Air H. Juanda. Banyak di antara mereka yang mengaku sudah menelepon call center Batavia Air yang ditulis di depan gedung dan mendatangi kantor baru di Kemayoran.

"Tetapi, nggak nyambung (call center) dan didatangin di Kemayoran juga tutup," kata Jonathan, salah satu calon penumpang tujuan Semarang.

Jonathan mengaku dia sudah membeli tiket pulang pergi Jakarta-Semarang dan Semarang-Jakarta. "Saya sudah beli 20 tiket nih, karena mau pulang Lebaran (Imlek)," katanya.
 
Mereka mengaku akan menunggu kepastian pihak Batavia Air. "Kami tunggu 2x24 jam, kalau nggak ada tanggapan, kami akan bakar ini gedung," katanya geram.

Bahkan, beberapa calon penumpang ada yang mengamuk dengan melempar kaca lobi dengan batu dan pecah. Ada juga yang berusaha membobol pagarnya.

Dikonfirmasi soal pengalihan ke maskapai lain, humas Batavia Air, Elly Simanjuntak mengaku pihaknya sudah menyerahkan sepenuhnya wewenang perusahaan kepada kurator sejak dinyatakan pailit. "Jadi, nanti para kurator yang akan menghubungi calon penumpang. Segala sesuatunya mengenai operasional Batavia Air sudah dipegang kurator," katanya. Padahal, tak satupun penumpang yang dihubungi oleh para kurator seperti yang diucapkan Elly.

Seperti diketahui, Pengadilan Niaga Jakarta Pusat memutuskan mengabulkan permohonan pailit terhadap Batavia Air yang diajukan International Lease Finance Corporation (ILFC). Gugatan pailit diajukan karena Batavia tak membayar utang senilai USD 4,6 juta yang jatuh tempo pada 13 Desember lalu.

Utang itu berasal dari dana yang dikeluarkan pihak ILFC untuk membayar sewa pesawat oleh Batavia. Berdasarkan perjanjian yang diteken pada Desember 2009, Batavia Air mestinya bisa mengoperasikan pesawat sewaan hingga Desember 2015. Namun karena diputus pailit maka segala opersaional Batavia dibekukan.

Putusan pailit terhadap Batavia Air tak hanya memukul para penumpang yang sudah terlanjur booking tiket. Para travel agent pun menjadi kerepotan karena dituntut oleh penumpang untuk mengembalikan uang tiket.

Ketua Dewan Pengurus Nasional (DPN) Asosiasi Perusahaan Penjual Tiket Penerbangan Indonesia (Astindo), Elly Hutabarat, menyatakan, pihaknya sangat menyesalkan putusan pailit itu. "Untuk kesekian kalinya travel agent dikorbankan," katanya di Jakarta, Kamis (31/1).

Menurutnya, dana deposit travel agent telah disetorkan kepada Batavia Air untuk menerbitkan tiket yang direservasi. "Dengan sistem pembayaran seperti ini, berarti operasional maskapai penerbangan dimodali oleh travel agent," tegasnya.

Karenanya Astindo menuntut Batavia air segera  mengembalikan setoran dana deposit travel agent. Sebab, dana deposit travel agent bukanlah milik Batavia Air, karena sifatnya untuk jaminan agar maskapai menerbitkan tiket.

Terpisah, Kementerian Perhubungan menilai maskapai Batavia Air melanggar instruksi Dirjen Perhubungan Udara. Pelanggaran dalam penanganan penumpang pasca maskapai tersebut dinyatakan pailit oleh Pengadilan Negeri.

”Batavia Air telah melanggar instruksi Dirjen Perhubungan Udara. Tidak menangani calon penumpang sebagaimana instruksi Dirjen,” tegas Kasubdit Angkutan Udara, Ditjen Perhubungan Udara, Kemenhub Hemi Pamuraharjo, saat menerima perwakilan calon penumpang Batavia Air di Kantor Kemenhub, Jakarta, Kamis (31/1). ”Seharusnya Batavia Air, menghubungi calon penumpang menyarankan agar tidak ke bandara,” katanya.

Hemi juga menyayangkan pihak Batavia Air yang tidak memberi alamat kurator yang telah ditunjuk untuk mempermudah calon penumpang memperoleh informasi. “Saya menelpon juga tidak diangkat,” keluh Helmi.

Informasi dari Pusat Komunikasi Publik Kemenhub menyebutkan sejumlah maskapai menyatakan membantu calon penumpang  yang telah memiliki tiket Batavia Air untuk terbang. Misalnya, Mandala Air mulai 1 Februari 2013 melayani empat rute penerbangan Batavia Air yaitu Jakarta–Pekanbaru (2 kali sehari), Jakarta-Padang (1 kali sehari), Jakarta-Surabaya  (1 kali sehari), Jakarta- Singapura (2 kali sehari) dengan A-320 dengan kapasitas 180 seat.

Sriwijaya Air memberikan pelayanan di rute–rute sama yang dimiliki Batavia Air. Sriwijaya Air membuka counter terminal 1 C Bandara Soekarno–Hatta dengan menggunakan laptop. Calon penumpang yang telah memiliki tiket Batavia Air juga bisa menggunakan Express Air untuk rute Jogjakarta- Pontianak, Pontianak – Batam, Jakarta-Tanjungkarang, dan Batam- Tanjungkarang masing – masing satu kali sehari.

Sementara itu, Tim kurator PT Metro Batavia (Batavia Air) menyampaikan bahwa masyarakat khususnya calon penumpang yang memegang tiket tetapi belum melakukan penerbangan diharapkan menyimpan tiket resmi sebagai bukti klaim. Namun tim kurator belum bisa memastikan penggantian uang atau penerbangan karena tim bekerja dalam proses yang berlaku sesuai undang-undang (UU) kepailitan.

"Kami harap masyarakat pemegang tiket menyimpan tiket resmi sebagai bukti klaim sampai secara umum akan resmi mengumumkan proses pengembalian. Namun kami tidak bisa menjanjikan penggantian uang cash atau penerbangan karena kami bekerja diatur UU kepailitan," kata kurator Batavia Air Andra Reinhard Sirait di Jakarta, Kamis (31/1). Andra meminta para calon penumpang harap bersabar, tidak terpancing situasi kepanikan, dan tidak melakukan tindakan melanggar hukum.

Menurut Andra, tim kurator yang akan bekerja dua hari setelah dua hari salinan putusan disampaikan juga meminta masyarakat sama-sama menghargai proses kerja tim kurator. "Kita sama-sama hargai proses untuk dapat bekerja sama, proses dapat berjalan dengan baik dan dapat memberikan solusi penyelesaian yang baik terhadap kreditur Batavia Air termasuk para pemegang tiket," tuturnya. (vit/tir)


BACA ARTIKEL LAINNYA... Termotivasi Mahasiswi Tewas Ditembak Tentara Israel

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler