Karzai Kutuk Tentara AS Pembantai Warga Sipil

Senin, 12 Maret 2012 – 10:51 WIB

BALANDI - Tensi tinggi antara Amerika Serikat dan Afghanistan terus berkepanjangan. Selepas insiden pembakaran Al Quran oleh tentara AS, kontroversi berlanjut dengan insiden penembakan 16 warga sipil di provinsi Kandahar, Afghanistan oleh seorang anggota militer AS yang tergabung dalam pasukan keamanan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).

Pengumuman resmi soal insiden yang berlangsung Minggu (11/3) dini hari ini dibuat langsung oleh Presiden Hamid Karzai Minggu malam. Seperti dilaporkan Associated Press, Senin (12/3), Karzai mengecam keras insiden yang juga menewaskan sembilan anak-anak itu dan menungkapkan kekecewaannya pada tindak-tanduk tentara AS yang seringkali membunuh warga sipil di negeri bekas jajahan Uni Soviet itu.

Penembakan sadis tersebut dilaporkan berlangsung di desa Balandi dan  Alkozai di distrik Panjwaj, yang hanya berjarak 500 meter dari suatu pangkalan militer AS. Berdasarkan keterangan warga setempat, sang tentara memasuki tiga rumah berbeda dan memberondong penghuninya tanpa ampun.

Seorang remaja berusia 15 tahun yang tertembak di kaki dalam insiden tersebut menyebutkan si tentara menerobos masuk ke rumahnya dan membangunkan semua anggota keluarganya. Kemudian, si tentara tampa ampun menembak semua orang termasuk dirinya.
 
Karzai dalam pernyataan resminya mengganggap insiden ini adalah bentuk pembunuhan masal. "Suatu tindakan terencana untuk menghabisi warga sipil dan ini semua tidak dapat dimaafkan," ucapnya

Karzai juga mengatakan, dirinya telah mengutus sebuah tim khusus untuk menyelidik kejadian ini dan menyerahkan laporan terperinci mengenai apa yang telah terjadi.
NATO dilaporkan telah meminta maaf atas insiden tersebut, tapi sama sekali tidak mengkonfirmasi adanya korban tewas. “

Beberapa orang dilaporkan telah meninggal dan terluka dalam serangan tunggal oleh seorang anggota pasukan kami. Saat ini kami tidak mampu menjelaskan motivasi di balik aksi mengerikan tentara tersebut tapi kami tegaskan kejadian itu bukanlah bagian kegiatan resmi kami,” ungkap Letjen Adrian Bradshaw, yang menjabat sebagai wakil komandan pasukan NATO di Afghanistan.
 
Sementara itu, Presiden AS Barack Obama dalam pernyataan tertulis kepada pemerintah Afghanistan menyampaikan permintaan maaf dan belasungkawa atas kejadian tersebut. “Perilaku sang tentara sama sekali tidak mencerminkan sikap anggota militer kami secara keseluruhan karena kamis seungguhnya sangat menghormati warga Afghanistan,” ungkap Obama yang juga meyatakan telah membentuk tim untuk menyeldiki kejadian penembakan tersebut.(ara/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kongres AS Desak Penyelidikan Korupsi Hamid Karzai


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler