Kasih dan Kesah Orangtua yang Menahan Lapar Demi Lihat Anaknya

Selasa, 26 Juli 2016 – 08:26 WIB
Sejumlah orangtua dan keluarga terdakwa menunggu sidang digelar di Pengadilan Negeri Sorong. Foto: Isir/Radar Sorong

jpnn.com - SORONG - Ruang sidang di Pengadilan Negeri Sorong, Papua Barat, Senin (25/7) kemarin sudah penuh sesak. Meski sidang belum dimulai, namun orangtua dan keluarga para terdakwa sudah berdatangan ingin memberikan dukungan moril.

Situasi seperti ini memang sudah sering terjadi. Sidang akan digelar dengan terdakwa berbagai kasus. Menengok ke sekeliling ruang sidang, para orangtua dan keluarga tampak membawakan makanan untuk keluarganya yang berstatus terdakwa. 

BACA JUGA: Khawatirkan Pokemon Go, Kepsek Tiap Hari Gelar Razia Ponsel

Mereka rela menunggu hampir enam jam untuk bisa bertemu. Datang pukul 09.00 WIT, padahal sidang baru digelar pukul 15.00 WIT. 

“Siang malam, mama berdoa kepada Tuhan minta supaya anak ne harus bertobat, tidak boleh membuat orang tua malu. Mama mau supaya ke depan anak sadar, bisa kembali kuliah, supaya mengangkat nama baik keluarga,” tutur Marta (60), ibu dari salah seorang anak yang akan menjalani sidang.

BACA JUGA: Gemerlap Kota Jayapura, Tukang Ojek dan Penjual Sate pun Untung

Tidak hanya Martha, ada pasangan suami-istri yang telah memasuki usia lanjut, rela menahan perihnya perut menahan lapar, untuk memastikan bahwa keadaan anaknya baik-baik saja. “Bapa sudah makan,” tanya awak Radar Sorong saat itu, yang langsung direspons dengan nada polos.

“Tunggu anak selesai ikut sidang dulu. Tidak apa-apa,” ungkapan ini seakan memberi jawaban bahwa rasa haus dan lapar tidak lebih penting dari rasa cinta dan kasih sayang orangtua kepada anak-anak.

BACA JUGA: 4 Anak Ogah Merawat Ibu, Padahal Ayah Kecantol Wanita di Lokalisasi

Walaupun hanya bertatapan muka sejenak saat digiring keluar dengan baju tahanan kejaksaan, para orangtua mengaku sedikit lega jika mendengar jawaban si anak bahwa, mereka selalu dalam keadaan baik di balik jeruji besi. 

Salah seorang orangtua terdakwa menuturkan kalau anaknya terlibat kasus penjambretan. Dia mengaku telah berusaha menyelesaikan perkara yang dijalani anaknya secara kekeluargaan dengan pihak korban, namun upaya tersebut sia-sia. Dia tidak cukup uang untuk menggantikan seluruh beban yang dimintakan oleh keluarga korban jambret.

Pedih juga penuturan salah seorang janda yang mengakui anaknya yang sedang menjalani sidang tiga bulan terakhir. Karena terlibat pencurian, mengaku anak keduanya itu adalah tulang punggung keluarga. "Anak ini tulang punggung keluarga, dia juga sudah berkeluarga, jadi kasihan, siapa yang bisa kerja cari makan untuk keluarga,” tutur oma dari empat cucu tersebut.

Sesaat setelah berakhirnya sidang perkara, para orangtua pun ramai-ramai mengantar para tahanan menuju mobil Kejaksaan Negeri Sorong. Walaupun telihat lelah, namun suasana ini tampak sangat dimanfaatkan oleh para orangtua untuk melihat buah hatinya. (ruben isir/adk/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Presiden Bertanya, #bongkardanaforbali Langsung Jadi Trending Topik


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler