Kasihan Bocah Piatu ini, Ayah Pergi, Diperkosa Paman

Senin, 19 November 2018 – 07:50 WIB
Tersangka saat digelandang di kantor polisi. FOTO : Jawa Pos

jpnn.com, SURABAYA - Di usianya yang masih 13 tahun, Suci (nama samaran) harus menanggung beban hidup sedemikian berat. Bocah piatu kelas VI madrasah ibtidaiyah (MI) itu diperkosa berkali-kali oleh pamannya, Kusrobi. Yang bikin tambah menyayat hati, korban pernah mengalami keguguran di sekolah dan saat ini hamil lagi karena terus-terusan diperkosa.

Ditemui di mapolrestabes akhir pekan lalu, Kanit PPA Satreskrim Polrestabes Surabaya AKP Ruth Yeni merasa geram. Dia baru selesai mendampingi penyidik memeriksa Kusrobi. "Nggak punya nurani. Syahwat doang yang dituruti," ujarnya. Ruth mengatakan, kasus yang ditanganinya itu sangat menguras hati Suci yang seharusnya tumbuh menjadi gadis ceria kini mengalami depresi berkepanjangan. Suci yang saat ini berusia 13 tahun sering melamun dan kehilangan kepercayaan diri. Usia kandungannya hampir tiga bulan. "Psikis korban remuk lah. Dia masih kecil, tapi sudah berhadapan sama masalah seberat ini," ujar Ruth.

Kusrobi ditangkap pada 9 November lalu di rumahnya, kawasan Dukuh Bulu, Lontar, Sambikerep. Berdasar hasil pemeriksaan sementara, korban diketahui sudah setahun lebih disetubuhi, tepatnya mulai Agustus 2017 hingga September lalu. 

Suci dirawat Kusrobi sejak balita. Ibu kandung korban meninggal saat Suci kecil. Keberadaan sang ayah juga tidak diketahui. Ayah Suci bekerja sebagai sopir lepas. Dia sudah tiga kali menikah dan semuanya bercerai.

Korban dititipkan ayahnya kepada pelaku yang merupakan adik ibu Suci. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, Kusrobi mengandalkan kiriman uang dari empat anaknya. Praktis, tak ada kasih sayang orang tua kandung yang diterima Suci sejak kecil.

Kepada Jawa Pos, Kusrobi mengaku kali pertama memerkosa korban di kamar rumahnya sekitar pukul 23.00. Saat itu Suci sudah terlelap. Korban dipeluk dari belakang dan langsung disetubuhi. Tak ada jeritan atau tangisan yang keluar dari Suci saking shock-nya. Tubuh korban hanya bisa gemetar saat pria 58 tahun itu melakukan perbuatan biadab tersebut. "Sumpah, dia nggak berteriak atau menangis," kata Kusrobi. 

"Dia sangat ketakutan. Bisa apa anak kecil seusia dia," gertak Ruth menimpali pernyataan bernada pembelaan diri dari Kusrobi itu.

Polisi dengan tiga balok di pundak tersebut menuturkan, tersangka terus-menerus memerkosa hingga korban hamil. Tak ada yang mengetahui kapan korban mulai berbadan dua. Yang diketahui dari kronologi kasus itu adalah Suci mengalami keguguran di sekolah sekitar Agustus lalu.

Para guru dan petugas di sekolah membawa Suci ke rumah sakit. Suci mengalami pendarahan di kelas. Ada darah segar bercampur gumpalan yang mengucur di area pangkal paha hingga sepatu sekolahnya. "Sejak kelas V memang sudah menstruasi anak ini. Jadi, sangat dimungkinkan untuk hamil," tutur polwan asal Banyuwangi tersebut.

Ketika itu, lanjut Ruth, Suci belum mau mengaku siapa yang tega membuatnya hamil. Setelah mendapat perawatan intensif selama beberapa hari, korban pulang kembali ke rumah pamannya. Bukannya kapok atau kasihan, Kusrobi malah mengulangi kejahatannya. Berkali-kali hingga September lalu.

Para guru yang mengetahui perubahan emosi dan sikap korban segera melakukan pendekatan. Mereka berhasil mengorek keterangan soal siapa pria bejat itu. 

Pada 8 Oktober, pihak sekolah melaporkan kasus tersebut ke Polsek Lakarsantri. Unit PPA yang mendapat tembusan laporan segera turun untuk mencari tahu bersama dinas pengendalian penduduk, pemberdayaan perempuan, dan perlindungan anak (DP5A).

Kini korban berada dalam perlindungan pihak sekolah. Dia dititipkan kepada seorang guru. Suci masih bersemangat untuk bersekolah meski sedang hamil. (mir/c7/ayi) 

BACA JUGA: Inilah Wajah Paman yang Tega Memerkosa dan Membunuh Keponakan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler