jpnn.com - SAMARINDA - Tumpukan sampah yang dibiarkan terlampau lama diyakini mengundang beragam masalah. Idealnya, kumpulan sampah di tempat penampungan sementara tidak boleh lebih dari 12 jam.
Hal itu dijelaskan Ade Rahmat Firdaus, dosen dari Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Mulawarman.
BACA JUGA: Kisah Mengharukan, Pak Tua Terpaksa Mendatangi Setiap Rumah
Menurut pria yang meraih magister di bidang profesional hortikultura itu, bibit penyakit yang mengganggu kesehatan kulit, flu, hingga diare cepat berkembang biak di tempat yang kotor.
Kondisi tempat penampungan sementara (TPS) di Samarinda juga dianggap belum layak. Terlalu tinggi membayangkan TPS yang memisahkan sampah organik dan anorganik.
BACA JUGA: Gara-Gara Burung, Ridwan Kamil Ikut Sindir Si Duta Cubit
Kenyataannya, hampir seluruh TPS berbentuk bak terbuka dan mencampur kedua jenis sampah tersebut. TPS yang demikian membuat bibit penyakit lebih mudah berkumpul di sampah lantas menyebar ke mana-mana.
Bak terbuka membuat sampah tersiram air hujan. Air mengalir ke mana-mana terutama pada saat banjir. Lewat media air yang terkontaminasi sampah tadi, suatu permukiman makin rawan terkena penyakit. Belum lagi lewat perantara lalat, kecoa, hingga tikus.
BACA JUGA: Objek Wisata di Kuningan Ramai Sejak Hari H
“Virus yang berbahaya makin mudah menyebar ke makanan dan lain-lain,” urainya. Sampah yang terlalu lama dibiarkan juga memanjakan tikus.
Tak perlu heran bila populasi binatang pengerat itu seperti tak terkendali di Samarinda. Salah satunya, karena banyak sampah yang terlalu lama dibiarkan. Tikus pun juga rawan menyebarkan berbagai penyakit. (fel/tom/k15/jos/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Hadapi Arus Balik, Pelni Siapkan 3 Kapal
Redaktur : Tim Redaksi