jpnn.com, JAKARTA - Kasus buku pelajaran yang menuai kontroversi menurut Sekjen Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) Heru Purnomo merupakan bukti lemahnya kontrol oleh Pusat Kurikulum dan Perbukuan (Puskurbuk) Kemendikbud RI.
Ada sejumlah masalah terkait buku pelajaran seperti lolosnya buku berisi ajaran radikalisme, buku yang berisi konten kekerasan dan pornografi.
BACA JUGA: Pak Hendro Ajak Masyarakat Lebih Getol Perangi Isu SARA
Terakhir yang sangat heboh adalah kekeliruan penulisan buku IPS SD kelas VI terkait penyebutan Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
"Ini sangat memprihatinkan karena buku tersebut lolos penilaian perbukuan dalam program BSE (buku sekolah elektronik) oleh Pusat Perbukuan Kemdikbud RI," kata Heru, Minggu (31/12).
Selain itu, juga ditemukan buku yang diduga kuat berisi konten yang mengkampanyekan LGBT dengan judul “Balita Langsung Lancar Membaca”, yang ditulis oleh Intan Noviana dan diterbitkan oleh Pustaka Widyatama.
BACA JUGA: Edan, Israel Jadikan Donald Trump Nama Stasiun di Yerusalem
Buku ini viral setelah seorang pemilik akun twitter bernama Yhanuar Purbokusumo mengeluhkan isi buku yang dibelinya untuk sang anak ternyata berisi kata-kata “ada Waria Suka Wanita” atau “Widya dapat menikahi Vivi”, dan sebagainya.
Untuk mengatasi hal tersebut, FSGI mendesak pemerintah harus memberdayakan Puskurbuk untuk melaksanakan tugas dan fungsinya mengontrol buku-buku pelajaran agar berkualitas. Juga tidak mengandung konten kekerasan, pornografi, dan radikalisasi. (esy/jpnn)
BACA JUGA: Boikot Israel, Lorde Batalkan Konser di Tel Aviv
BACA ARTIKEL LAINNYA... Netanyahu: Kami Menunggumu di Yerusalem
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad