Sekelompok orang tua yang anaknya meninggal karena bunuh diri meminta Pemerintah Federal Australia untuk segera bertindak untuk mengatasi tingginya angka bunuh diri di Australia.Kerabat dari korban bunuh diri ini bertemy dengan politisi federal dari Sahabat Gangguan Kesehatan Mental di Canberra Senin(26/5). Narelle Schonhardt mengatakan anak laki-lakinya Brock melakukan bunuh diri pada tahun 2010, setelah sempat melakukan 3 kali percobaan bunuh diri. Menurutnya dokter tidak bersedia menangani anak laki-lakinya yang berusia 23 tahun, ketika dia sudah memohon dengan sangat untuk dibantu menangani anaknya. "Dokter mengatakan kalau anak laki-laki saya hanya berusaha mencari perhatian dan tidak usah dipedulikan," tutur Schonhardt. "Saya memutuskan untuk mendengarkan saran dari profesional dan tidak mendengarkan kata hati saya dan kemudian saya memutuskan untuk menuruti saran mereka dan tidak mempedulikannya," "Saya hanya terlambat satu menit, selama sepekan anak saya hidup dengan bantuan alat dan meninggal sepekan kemudian. Kelompok orang tua ini mendesak dilakukannya reformasi di sektor kesehatan mental dan diperbanyak pelatihan bagi petugas gawat darurat yang kerap menangani pasien yang melakukan bunuh diri. Josephine Martelli mengatakan kakak perempuannya Sophia Martelli bunuh diri setelah tidak mampu mendapat pertolongan dari Rumah sakit dan pusat perawatan. "Kami ditolak oleh petugas administrasi berulang kali dan juga dari pusat rehabilitasi," ungkapnya. Sementara itu Professor John Mendoza, pakar kesehatan mental mengatakan meski telah terbit dua kajian utama mengenai kondisi pelayanan kesehatan mental di Australia, namun sejauh ini pemerintah sangat lamban melakukan reformasi di sektor ini. Salah satu kajian itu yang disusun oleh Komisi Kesehatan Nasional telah diterbitkan pemerintah pada April lalu. Professor Mendoza mendesak Pemerintah Federal untuk melakukan tugasnya dalam memperbaiki pelayanan kesehatan mental bagi orang yang berusaha melakukan bunuh diri. "Terutama di area pencegahan bunuh diri dimana komisi menegaskan kalau Australia memiliki kemampuan untuk berhasil mengatasi masalah ini sama seperti mengatasi korban kecelakaan di jalan," katanya. Professor Mendoza sebelumnya merupakan penasehat kesehatan mental bagi pemerintahan Partai Buruh pada masa kepemimpinan Kevin Rudd, kemudian mengundurkan diri pada tahun 2010 karena frustasi lantaran minimnya tindakan yang dilakukan pemerintah ketika itu. Keponakannya sendiri, Jeffrey Mendoza tewas karena bunuh diri pada tahun 2014. Professor Mendoza mengatakan ratusan orang ditolak dilayani ketika mereka berada di puncak masa krisis. "Pada kasus kegawatdaruratan penyakit lain pasti mereka sudah akan mendapat pelayanan kesehatan serius dan diberikan pelayanan terbaik yang tersedia,' katanya. "Masalah kesehatan Mental tidak mendapat respon yang sama dan kita harus mengubah itu," tegas Mendoza. Kasus bunuh diri saat ini menjadi penyumbang kematian utama di kalangan warga Australia berusia 15 hingga 34 tahun.
BACA JUGA: Pakar Psikolog dan Dokter Anak Desak Penahanan Pencari Suaka Diakhiri
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bantu AS Perangi ISIS, Australia Siap Kirim Pasukan Tambahan ke Irak