Kasus Covid-19 Masih Tinggi, Ekonom Senior: Tindakan Kesehatan Publik Perlu Biaya Besar

Jumat, 23 Juli 2021 – 21:19 WIB
Drajad Wibowo. Foto: dok JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Ekonom Senior Indef Dradjad Wibowo mengatakan tindakan kesehatan publik di tengah situasi meningkatnya kasus Covid-19 memakan biaya yang besar.

Jumlah kasus aktif yang saat ini cukup banyak, kata Dradjad, memberi tekanan terhadap pelayanan kesehatan di rumah sakit sehingga fokus utama yang perlu dilakukan adalah upaya menurunkan jumlah kasus aktif.

BACA JUGA: Ini Daerah dengan Tingkat Kepatuhan Protokol Kesehatan Terendah

"Tindakan kesehatan publik ini biayanya besar. Banyak sekali masyarakat kita yang bergantung pada pendapatan harian sehingga dari sisi pelayanan kesehatan jelas tidak sanggup kalau menghadapi jumlah kasus aktif sampai sekian besar," kata Dradjad dalam diskusi yang disiarkan pada kanal JPNN.com di Youtube, Jumat (23/7).

Tindakan kesehatan publik yang dilakukan secara terus menerus dengan jumlah kasus yang masih tinggi ini, lanjut Dradjad, memberi tekanan karena biaya ekonominya yang besar.

BACA JUGA: Menkominfo: PPKM Diperpanjang, Pemerintah Selalu Utamakan Kesehatan Masyarakat

Masyarakat dengan kondisi perekonomian dengan pendapatan yang rendah merasakan dampak yang merugikan.

"Masyarakat sangat terganggu ekonominya terutama masyarakat bawah," ucapnya.

BACA JUGA: Kamhar: Ekonomi Terpukul, Kesehatan Memburuk

Bukan hanya jumlah tempat tidur untuk pasien Covid-19 yang perlu menjadi perhatian, lanjut Dradjat, tapi juga jumlah tenaga kesehatan dan dokter.

Dradjad Wibowo mengaku prihatin melihat data yang disampaikan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan terkait jumlah tenaga kesehatan dan dokter untuk Covid-19 yang hanya ada sekitar seperlima dari kebutuhan.

"Ini, kan, miris sekali dan sebagian dari mereka sudah banyak yang gugur," lanjut Dradjad.

Dengan begitu, pria keliharan Surabaya itu meminta masyarakat Indonesia untuk disiplin dalam membatasi mobilitas agar angka kasus aktif Covid-19 bisa ditekan.

"Jangan ceroboh, jangan menganggap kita nggak bakal kena Covid karena biasanya orang, tuh, nyeselnya setelah kena," imbau mantan legislator dari Partai Amanat Nasional (PAN) itu.

Selain itu, pria berusia 57 tahun itu juga meminta masyarakat untuk segera melakukan vaksinasi karena vaksin dapat mengurangi tingkat keparahan kasus Covid-19, jumlah pasien yang perlu dirawat di rumah sakit, dan angka kematian.

"Vaksinasi itu memang pilihan yang bukan solusi total, bukan solusi paripurna, tapi itu pilihan terbaik," tegas Dradjad.

Menurut studi yang dilakukan di Amerika, kata Dradjad, vaksinasi mampu mencegah sampai dengan 279 ribu kematian akibat Covid-19.

"Jadi, kalau tanpa program vaksinasi, pada akhir juni 2021 itu akan ada 279 ribu lebih banyak kematian dan 1,25 juta orang harus dirawat di rumah sakit," papar Dradjad. (mcr9/jpnn)

Yuk, Simak Juga Video ini!


Redaktur & Reporter : Dea Hardianingsih

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler