jpnn.com, PASURUAN - Wakil Ketua MPR RI Jazilul Fawaid meminta pemerintah terus mengevaluasi sistem pendidikan nasional, mengingat angka kasus positif Covid-19 yang masih cukup tinggi.
Sosok yang karib disapa Gus Jazil itu mengatakan selama musim pandemi Covid-19 yang dimulai awal Maret 2020 lalu, sektor pendidikan masih cukup kurang mendapatkan perhatian. Padahal, ujar Gus Jazil, perbaikan sumber daya manusia (SDM) mutlak harus dilakukan dalam menghadapi persaingan global.
"Di dunia pendidikan ini kalau dibanding dengan negara-negara yang lain, masih banyak hal yang harus kita perbaiki. Kalau kita membuat skor untuk pendidikan kelas internasional, universitas terbaik di Indonesia katakanlah UGM, UI, ITB itu masih di angka 200-an ke atas," ujar Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid dalam acara Temu Tokoh Kebangsaan di Universitas PGRI Wiranegara Kota Pasuruan, Jawa Timur, Senin (21/12/2020).
BACA JUGA: Gus Jazil Dorong Peran Aktif Banser DKI Jaga Stabilitas Ibu Kota
Mengacu pada daftar peringkat universitas terbaik di Indonesia dalam QS World University Rankings 2021, Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta berada di urutan 254, disusul Universitas Indonesia (UI) 305, dan Institut Teknologi Bandung (ITB) 313.
Menurut Jazil, secara konstitusi Indonesia sejak era reformasi memang telah mengalokasikan 20 persen dari anggaran pendapat dan belanja negara (APBN) untuk sektor pendidikan.
BACA JUGA: Ketua Komisi X DPR: Ratusan Ribu Guru Honorer Butuh Kejelasan Formasi 2021
"Sektor pendidikan tidak boleh ditawar. Kalau negara mau maju maka pendidikannya harus diperbaiki. Nah agar pendidikan maju maka anggarannya harus diprioritaskan," urainya.
Namun, Gus Jazil mengatakan dalam perjalanannya masih banyak hal di sektor pendidikan yang harus diperbaiki. Terlebih lagi, ujar dia, di era kedua kepemimpinan Presiden Jokowi, pembangunan sumber daya manusia (SDM) menjadi prioritas.
BACA JUGA: Vaksin, 3M dan Hidup Sehat Jurus Menyudahi Pandemi COVID-19
Karena itu, katanya, kalau sektor pendidikan tidak mendapatkan perhatian serius maka akibat yang ditimbulkan bukan sekarang, tetapi 10 hingga 30 tahun yang akan datang.
Wakil ketua umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu menambahkan di masa pandemi Covid-19, dunia pendidikan dipaksa untuk beradaptasi dengan keadaan. Yakni dengan memanfaatkan teknologi melalui pendidikan virtual.
Menurut dia, sebenarnya ada sisi positif pemanfaatan teknologi. Namun, sayangnya dalam pelaksanaannya belajar secara virtual masih banyak kelemahannya. "Penggunaan teknologi ini jadi tantangan. Dari salah satu aspek positif dari pandemi ini belajar dari belajar virtual yang dulu tak pernah terlaksana. Ini kita dipaksa oleh keadaan maka anak-anak kita kita semua kemudian menggunakan jaringan virtual untuk proses belajar mengajar," urainya.
Menurutnya, kunci utama dalam pengembangan pendidikan adalah kreatif dan inovatif. "Sekarang ini Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Nadiem Makarim) anak muda itu dipilih karena inovatif dan kreatif. Ketua Komisi X DPR Bidang Pendidikan dari PKB (Syaiful Huda) juga masih muda. Itu kuncinya kreativitas dan inovasi," tuturnya. (*/jpnn)
Video Terpopuler Hari ini:
Redaktur & Reporter : Boy