Kasus Covid-19 Turun Signifikan, Qodari Puji Jokowi dan Luhut

Kamis, 16 September 2021 – 18:17 WIB
Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari mengapresiasi kinerja Presiden Jokowi dan Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan karena telah berhasil menurunkan kasus Covid-19 di Indonesia secara sangat signifikan dan dalam tempo yang relatif cepat.

Hal ini terlihat dari penurunan kasus aktif yang dilansir Kementerian Kesehatan, Rabu (15/9/2021) hingga pukul 12.00 WIB.

BACA JUGA: Jateng Kebut Testing Harian Kasus Covid-19

Untuk kasus aktif Covid-19 mengalami penurunan sebesar 88,9 persen dibandingkan pada puncak kedua.

“Keberhasilan tersebut patut diapresiasi karena pada saat yang bersamaan kasus di Singapura dan Amerika Serikat mengalami tren kenaikan,” kata Qodari, Kamis (16/9/2021).

BACA JUGA: Kabar Gembira dari Jubir Satgas soal Kasus Positif Covid-19 Jawa-Bali

Diketahui, pada akhir pekan kemarin, Singapura yang merupakan negara berpenduduk 5,7 juta jiwa ini melaporkan 555 kasus COVID-19 harian, tertinggi sejak Agustus 2020.

Menurut Gan Kim Yong, salah satu ketua gugus tugas COVID Singapura, hal itu merupakan lonjakan infeksi yang mengkhawatirkan.

BACA JUGA: Analisis Qodari, Jokowi Reshuffle Kabinet Oktober, Sekaligus Pengangkatan Panglima TNI Baru

Sementara itu, dalam jumpa pers virtual mingguan pada hari Senin (13/09/2021) Direktur Organisasi Kesehatan Pan Amerika (Pan American Health Organization/PAHO) Carissa Etienne mengatakan selama seminggu terakhir, hampir 1,5 juta infeksi Covid-19 baru telah dilaporkan di Amerika dan lebih dari 22.000 kematian.

Menurut Qodari, keberhasilan penanganan Covid-19 di Indonesia, tidak hanya dilihat dari penurunan kasus tetapi juga dari turunnya positivity rate harian mencapai 2,14 persen.

Data tersebut turun signifikan ketika Indonesia pernah mencatat rekor tertinggi yakni pada 22 Juni 2021 positivity rate mencapai 51,62% dengan kasus harian di atas 40 hingga 50 ribu.

“Angka positivity rate di Indonesia saat ini sudah berada di angka ideal yang ditetapkan WHO, yakni di bawah 5%, terjadi penurunan yang sangat signifikan dari beberapa waktu lalu saat puncak pandemi akibat varian delta,” ujar M Qodari.

Selain turunnya positivity rate harian, Qodari juga mengungkapkan keberhasilan pemerintah dalam menurunkan ketersediaan Bed Occupancy Rate (BOR) yang kembali ke titik normal di angka 13,38 persen dari standar WHO maksimal diangka 60 persen.

Qodari juga mengapresiasi sekaligus juga mengingatkan tentang pentingnya vaksin.

“Jadi, ada tiga senjata menghadapi pandemi, yakni vaksinasi, pelaksanaan protokol kesehatan oleh masyarakat atau 3M, dan pelaksanaan 3T oleh pemerintah,” pungkas Qodari.

Senada dengan Qodari, Ketua Umum Ketua Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (Lakpesdam-PBNU) Rumadi Ahmad juga mengapresiasi kinerja pemerintah dalam penanganan Covid-19.

Menurut dia, penurunan angka Covid-19 karena Pemerintah berhasil membangun komunikasi dengan masyarakat dalam memberikan pendidikan literasi soal covid dan juga penyaluran bantuan sosial yang efektif bagi masyarakat.

“Saya kira lebih bagus lah sekarang, komunikasi antara masyarakat dengan pemerintah saya lihat juga semakin bagus, kemudian pemerintah juga semakin gesturnya itu makin keliatan memberikan apresiasi atas kerja-kerja masyarakat,” kata Rumadi Ahmad, Rabu (15/09/2021).

Penurunan kasus Covid-19, lanjut Rumadi, merupakan buah dari kesabaran masyarakat dalam mengikuti anjuran dan kebijakan dari pemerintah dalam menakan laju penularan Covid-19.

“Menurut saya, ini semua buah dari pengorbanan masyarakat dalam PPKM darurat, kemudian ada PPKM diperpanjang dilevel 4 atau 3 dan seterusnya itu sih ada buahnya ada hasilnya yang kemudian penurunan covid ini,” papar Rumadi.

Rumadi mengingatkan kepada masyarakat agar tidak menyikapi penurunan Covid-19 ini secara berlebihan sehingga abai dengan protokol kesehatan.

“Jadi, menurut saya dengan penurunan kasus ini jangan sampai lengah kemudian euforia, kemudian lupa dengan misalnya protokol kesehatan gitu jangan sampai PPKM darurat yang kita bersama-sama menderita kemarin itu, terjadi lagi,” pungkas Rumadi.(fri/jpnn)



Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?


Redaktur & Reporter : Friederich

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler