jpnn.com, PAPUA BARAT - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto melakukan kunjungan kerja ke Papua Barat.
Dalam kunjungan tersebut, Airlangga mengatakan kepatuhan masyarakat dan penanganan yang baik oleh pemerintah setempat membuat Papua Barat berhasil menurunkan kasus aktif dan masuk dalam Zonasi Risiko Rendah (Zona Hijau), dalam kategori Zonasi Risiko (Satgas).
BACA JUGA: Menko Airlangga Ajak Pemda Lakukan Inovasi Kebijakan di Kala Pandemi
“Kasus Covid-19 belum selesai, meski telah menurun, Bapak Presiden memberi arahan agar kita selalu ingat dan waspada,” tutur Airlangga dalam Rapat Koordinasi dengan Kepala Daerah dan Forkopimda Provinsi Papua Barat, Jumat (3/9).
Per 2 September 2021, terdapat 257 kasus aktif di Provinsi Papua Barat. Angka tersebut merupakan yang terendah secara nasional di antara 34 Provinsi.
BACA JUGA: Makin Panas! Orang Tua KD Bakal Laporkan Balik Ayu Ting Ting
Sepanjang Agustus 2021, pada masa penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), kasus aktif berhasil diturunkan sampai dengan -89,56 persen.
Sebelumnya, ada sebanyak 2.462 kasus pada 9 Agustus yang lalu dan turun menjadi 257 kasus pada 2 September 2021. Kasus konfirmasi harian di Papua Barat pun turut mengalami penurunan.
BACA JUGA: Gandeng Koperasi, PTPN VI Jambi Gelar Penanaman Peremajaan Sawit Rakyat
Pada 16 Juli 2021, tercatat sebanyak 605 kasus per hari. Angka tersebut kian menurun selam beberapa pekan terakhir menjadi 50 kasus per hari.
Meski begitu, Airlangga menyampaikan, ekonomi Provinsi Papua Barat pada kuartal II 2021 terkontraksi sebesar 2,39 persen secara Year on Year (YoY).
Persentase tersebut jauh lebih rendah dari Nasional yang sebesar 7,07 persen. Sehingga pertumbuhan ekonomi di provinsi tersebut perlu didorong.
“Khusus untuk Provinsi Papua Barat, perkembangan kasus Covid-19 terus menurun dan menjadi Provinsi paling rendah jumlah kasus aktifnya, namun ekonominya harus terus didorong agar mulai tumbuh positif,” ujar Airlangga.
Airlangga menjabarkan, dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi pada Konsumsi Rumah Tangga sebanyak 5,07 persen dan Konsumsi Pemerintah sebanyak 2,13 persen.
Menko Airlangga menjelaskan, ekspor luar negeri merupakan komponen dengan share terbesar yakni 36,66 persen dan terkontraksi cukup dalam, mencapai -12,90 persen.
Secara spasial, pertumbuhan ekonomi wilayah Maluku-Papua Q2-2021 tumbuh sebesar 8,75 persen, share nasionalnya sebesar 2,41 persen.
Sedangkan pertumbuhan ekonomi Provinsi Papua Barat dengan share terhadap wilayah Maluku-Papua sebesar 20,24 persen dan mengalami kontraksi sebesar -2,39 persen pada kuartal II 2021.
“Ini yang perlu didorong, makanya Menteri Perindustrian ikut hadir agar industri pengolahan bisa tumbuh positif karena dari segi fasilitas sudah siap, seperti yang disampaikan Bupati Teluk Bintuni tadi. Apalagi di Sorong juga sudah ada Kawasan Ekonomi Khusus, investasinya tinggal didorong,” kata Menko Airlangga.(chi/jpnn)
Redaktur & Reporter : Yessy