jpnn.com - JAKARTA - Pemerintah meningkatkan pengawasan terhadap kasus gagal ginjal akut.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa hal itu untuk mencari tahu sumber penyebab penyakit gagal ginjal akut.
BACA JUGA: Kumpulkan Kapolri hingga Menkes, Jokowi: Jangan Anggap Kasus Gagal Ginjal Kecil, Ini Masalah Besar
Termasuk juga terhadap kasus pasien di Yogyakarta yang mengaku tidak mengonsumsi obat.
“Memang surveillance kami tingkatkan,” kata Menkes Budi dalam konferensi pers di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Senin (24/10).
BACA JUGA: Soal Penanganan Gagal Ginjal Akut Anak, DPR: Jangan Ulangi Kesalahan
Dia memberikan contoh, dari total 245 pasien kasus gagal ginjal akut, pemerintah sudah mendatangi 206 pasien, di antaranya memiliki pendidikan atau pengetahuan yang berbeda-beda.
Menurut dia, taraf pengetahuan ini ikut membantu dalam pengawasan terhadap obat-obat yang diduga berbahaya. “Jadi, ada yang bisa menyebutkan nama obatnya sekaligus menunjukkan botolnya. Ada yang benar-benar tidak tahu obat apa itu,” ungkap Budi.
BACA JUGA: 5 Orang Meninggal Dunia dari 8 Kasus Gagal Ginjal Akut di Sulsel
Mengenai informasi adanya kasus pasien gagal ginjal akut di Yogyakarta yang menyatakan tidak meminum obat, Menkes Budi mengatakan bisa saja yang bersangkutan lupa telah mengonsumsi obat tertentu, atau mengonsumsi ramuan atau racikan tertentu.
“Apakah benar tidak konsumsi obat ataukah dia lupa mengonsumsi obat? Saya belum berani komentar secara spesifik. Jika ada informasi mengenai nama pasiennya boleh diinfokan ke kami agar kami bantu perdalam surveillance-nya,” jelas Menkes Budi. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Kusdharmadi