jpnn.com, SUMATERA UTARA - Wakil Ketua Komisi IX DPR Saleh Partaonan Daulay menyampaikan duka cita yang mendalam atas meninggalnya balita dua tahun, penderita gizi buruk Fitri Fadilah.
Balita tersebut berasal dari kota Tanjung Balai, Sumatera Utara. Meninggal dunia setelah sempat menjalani perawatan di RSUD Tengku Mansyur, Tanjung Balai, Senin (19/2) kemarin.
BACA JUGA: Turun ke Asmat, Unhas Dapat Rp 100 Juta dari Mensos
Dia disinyalir mengalami gizi buruk sejak dua bulan terakhir.
“Dari laporan masyarakat, Fitri Fadilah meninggal karena terlambat dibawa ke RS. Orang tuanya tidak membawa berobat karena persoalan ekonomi. Balita tersebut baru dapat dibawa ke RS setelah mendapat bantuan dan perhatian warga masyarakat," ujar Daulay di Jakarta, Rabu (21/2).
BACA JUGA: Mensos Ajak Mahasiswa Unhas ke Asmat, BEM UI Kapan?
Menurut Daulay, orang tua Fitri tidak mampu membawa anaknya ke RS karena penghasilan sebagai nelayan sangat tidak memadai untuk biaya pengobatan. Apalagi, pemerintah mungkin tidak mendaftarkan mereka sebagai keluarga penerima manfaat (KPM) yang berhak menerima bantuan sosial.
Anggota dewan asal Sumut ini mengatakan, kasus yang ada memperlihatkan gizi buruk ternyata tidak hanya terjadi di Asmat, Papua. Tapi juga di Tanjung Balai, Sumatera Utara.
BACA JUGA: Evaluasi Dana Otsus Papua, Gerindra: Pemerintah Lagi Panik
Artinya, gizi buruk buruk tidak sertamerta hanya terkait letak geografis, tapi juga terkait grand design pemerintah dalam menangani masalah ini.
"Kalau soal program, sudah banyak. Lihatlah, program rastra (beras sejahtera), PKH, KIP, KIS, dan lain-lain, tapi belum menyelesaikan masalah. Presiden harus melihat di mana letak masalah sesungguhnya," pungkas Daulay.(gir/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mensos Idrus: Tanggap Darurat di Asmat sudah Selesai
Redaktur & Reporter : Ken Girsang