jpnn.com, BULELENG - Kasus HIV/AIDS di Buleleng jumlahnya terus bertambah. Data dari Dinas Kesehatan Provinsi Bali, hingga Desember 2018 lalu, jumlah pengidap virus mematikan ini mencapai 3.019 orang. Akumulasi itu disebut-sebut sejak tahun 1999.
Mirisnya, di tahun 2018 lalu dari sejumlah ODHA yang didampingi Yayasan Citra Usada Indonesia (YCUI) Buleleng, sedikitnya ada 12 orang yang telah meninggal dunia akibat terinveksi HIV/AIDS.
BACA JUGA: Pengakuan Anggota Linmas yang Langsung Nafsu Lihat Istri Tetangga Pakai Daster
"Sebaran pengidap HIV di Buleleng masih didominasi di Kecamatan Buleleng. Kebanyakan pengidap yang menjalani pendampingan kerap melakukan perilaku seks beresiko tinggi," kata Ketua Yayasan Citra Usada Indonesia (YCUI) Made Ricko Wibawa.
BACA JUGA: Data Terbaru Seputar Penderita HIV/AIDS, Daerah Ini Tercatat Paling Tinggi
BACA JUGA: Bocah Temukan Granat Nanas
Dikatakan Ricko, bila berkaca dari data Dinas Kesehatan Provinsi Bali rata-rata pengidap berasal dari usia produktif kisaran 19-34 tahun. Dari hasil pendampingan di lapangan, faktor penyebarannya masih disebabkan oleh seks beresiko tinggi.
Kondisi itu pun membuatnya bersama penggiat HIV/AIDS di Buleleng melakukan program pendampingan khusus kepada orang beresiko tinggi, baik waitress di kafe ataupun warung tuak.
BACA JUGA: Anak Babi Berkepala Gajah Bikin Heboh Warga Buleleng
BACA JUGA: Cegah HIV AIDS, Istri Harus Curiga Jika Suami Sering Jalan Sendiri
Selain memberikan edukasi, YCUI juga mendorong mereka untuk melakuakn tes darah untuk pencegahan penularan sejak dini jika hasilnya positif.
Sementara itu penyakit yang kebanyakan dibawa dan dibagikan kembali oleh kaum adam kepada keluarganya juga dilakukan langkah antisipasi. “Kami bersama Dinas Kesehatan dan juga bidan desa juga menggalakkan program triple eliminasi,” ujar Ricko. (bx/dik/yes/JPR)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Saat Parade Sapi Gerumbungan Memukau Wisatawan
Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti