Kasus Idrus Marham Diprediksi jadi Amunisi Serang Jokowi

Sabtu, 25 Agustus 2018 – 15:54 WIB
Idrus Marham (kanan) bersama legislator Partai Golkar Eni M Saragih. Foto: Ricardo/JPNN.Com

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik Ujang Komarudin memprediksi kasus yang menyeret Idrus Marham sebagai tersangka kasus suap, tidak akan berpengaruh terhadap elektabilitas Joko Widodo di Pilpres 2019.

Pasalnya, kasus yang menyeret mantan Sekjen DPP Golkar itu merupakan urusan pribadi dan tidak terkait sama sekali dengan Jokowi.

BACA JUGA: Pilpres 2019: Angka-angka Hasil Survei LSI Denny JA

Hubungan keduanya hanya karena Idrus menjabat menteri di Kabinet Kerja yang dipimpin Jokowi. Namun kini telah mengundurkan diri.

"Kasus IM maupun pemeriksaan Romi (Ketua Umum DPP PPP Romahurmuzy) di KPK beberapa waktu lalu, tidak akan berpengaruh terhadap elektabilitas Jokowi. Karena tidak terkait atau tidak ada hubungannya langsung dengan Jokowi," ujar Ujang di Jakarta, Sabtu (25/8).

BACA JUGA: Dana Kampanye tak Sesuai Laporan, Bukan Rahasia Lagi

Meski demikian, pengajar di Universitas Al Azhar Indonesia ini memprediksi, kasus Idrus bakal dimanfaatkan pihak tertentu sebagai amunisi untuk menggembosi elektabilitas mantan Wali Kota Surakarta tersebut.

Karena dalam politik, praktik mencari kelemahan lawan demi menggembosi elektabilitasnya, sudah biasa terjadi.

BACA JUGA: Hasto Yakin Kasus Idrus Tak Pengaruhi Elektabilitas Jokowi

"Kemungkinan digunakan terkait dengan pemerintahan yang bersih dan berwibawa. Jokowi akan dituduh kurang pro terhadap pemberantasan korupsi," kata Direktur Eksekutif Indonesia Political Review ini.

KPK diketahui telah menetapkan Idrus sebagai tersangka terkait proyek pembangkit listrik 35 ribu megawatt.

Kasus ini bermula setelah sebelumnya KPK menahan dan menetapkan Eni Maulani Saragih sebagai tersangka. Eni diduga menerima suap atas kesepakatan kontrak kerja sama pembangunan PLTU Riau-1 di Provinsi Riau. (gir/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kang Agus Jadi Menteri, Bagaimana Nasibnya di Tim Jokowi?


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler