Kasus Khashoggi Rusak Hubungan Luar Negeri Arab Saudi

Kamis, 25 Oktober 2018 – 11:05 WIB
Presiden AS Donald Trump dan Pangeran Mohammed bin Salman memamerkan senjata-senjata yang dibeli Arab Saudi kepada wartawan. Foto: AP

jpnn.com - Pembunuhan Jamal Khashoggi mulai berdampak serius terhadap hubungan Arab Saudi dengan sekutu-sekutunya. Bahkan Amerika Serikat yang selalu jadi sahabat setia Negeri Petrodolar itu mulai berani menyinggung keterlibatan putra mahkota Pangeran Muhammad bin Salman.

Sikap Amerika Serikat (AS) berubah pascapidato Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Selasa lalu. Erdogan menegaskan bahwa Khashoggi dibunuh dengan cara yang keji.

BACA JUGA: Jenazah Khashoggi Dibuang ke Sumur Tua?

Saat diwawancara Wall Street Journal, Presiden AS Donald Trump menyatakan bahwa MBS mungkin ikut terlibat.

"Dia menjalankan banyak hal. Jika ada orang yang diberi laporan (soal pembunuhan Khashoggi, Red), itu pasti dia," ujarnya saat ditanya tentang keterlibatan MBS.

BACA JUGA: Intel Turki Kirim Bukti Pembunuhan Khashoggi ke CIA

Selama ini, Trump selalu berusaha melindungi Saudi dalam kasus pembunuhan Khashoggi. Saat ini, tampaknya, hal tersebut tak lagi dilakukannya.

Pernyataan Trump tersebut keluar setelah Direktur CIA Gina Haspel dikabarkan mendengar rekaman audio dan video yang menjadi bukti penganiayaan dan pembunuhan Khashoggi.

BACA JUGA: MBS: Pembunuhan Khashoggi Melukai Hati Warga Saudi

Turki diyakini memiliki rekaman itu meski tak pernah mengungkapkannya secara resmi. Melalui media yang dekat dengan pemerintah, otoritas Turki memberikan bocoran secara berkala.

AS kini mempertimbangkan sanksi untuk Saudi. Untuk sementara, visa 21 orang yang terlibat dalam pembunuhan Khashoggi sudah dicabut. PM Inggris Theresa May juga akan mengambil langkah serupa.

"Jika individu (yang terlibat pembunuhan Khashoggi) memiliki visa, visa itu akan dicabut hari ini juga," tegasnya di hadapan anggota parlemen.

Ilnur Cevik, salah satu penasihat Erdogan, mengungkapkan bahwa kasus pembunuhan itu tak mungkin lepas dari MBS. Setidaknya, 5 di antara 15 anggota tim eksekusi yang dikirim Saudi merupakan tangan kanan MBS. Mereka adalah orang-orang yang tidak mungkin bertindak tanpa sepengetahuan sang putra mahkota.

"Bahkan, jika Presiden AS Donald Trump menyelamatkan MBS, di mata dunia dia adalah orang yang patut dipertanyakan dengan darah Khashoggi di tangannya," tulis Cevik di kolom opini Yeni Birlik.

Selain AS, beberapa negara lain kini tengah berhitung. Sebab, jika benar MBS menjadi pelakunya, mereka harus menjatuhkan sanksi.

Menlu Swiss Ignazio Cassis menegaskan, pembunuhan itu jelas merupakan pelanggaran HAM. Mereka tengah meninjau kembali hubungan Swiss dengan Saudi.

Hal senada dilakukan Jerman. Saudi membeli senjata dari Jerman. Pembelian itu telah disetujui jauh hari sebelum kematian Khashoggi, tapi senjatanya belum dikirim.

Setali tiga uang, Juru Bicara Pemerintah Prancis Benjamin Griveaux juga menegaskan bahwa negaranya akan mengambil tindakan yang pantas jika Saudi memang bersalah. (sha/c5/ttg)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pencitraan Gagal Pangeran MBS


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler