jpnn.com, JAKARTA - Pakar Hukum Pidana Suriyanto PD angkat bicara terkait kasus SS anggota DPR RI soal dugaan pelecehan verbal terhadap seorang wanita berinisial AAFS.
Dia menilai kasus yang menyeret SS ini harus dilihat dalam persepektif yang utuh.
BACA JUGA: Kasus Dugaan Pelecehan Verbal Politisi NasDem, Pengamat: Laporan Itu Bermuatan Politis
Menurutnya, jenis pelecehan seksual yaitu pelecehan jenis kelamin, perilaku cabul ataupun menggoda, pemaksaan seksual, mengajak berhubungan intim dengan menjanjikan suatu imbalan sehingga menyinggung perasaan, serta sentuhan fisik yang disengaja dengan tujuan seksualitas tanpa persetujuan.
Dia menjelaskan bahwa kategori pelecehan seksual biasanya terjadi dilakukan oleh seseorang yang dengan unsur kesengajaan membuat perlakuan cabul terhadap lawan jenis.
BACA JUGA: Ramai Dukungan Buat Nurul Akmal Usai Menerima Pelecehan Verbal
Seperti menggoda lawan jenis di muka umum sehingga lawan jenis tidak nyaman, melakukan pemaksaan seksual, mengajak hubungan intim dengan janji imbalan yang membuat lawan jenis tersinggung.
"Atau sentuhan fisik yang disengaja untuk pemuas nafsu yang bertujuan untuk seksualitas tanpa persetujuan, seperti dilakukan di dalam angkutan umum dan sejenisnya,” terang Suriyanto kepada wartawan, Sabtu (17/6/2023).
BACA JUGA: Pelaku Pelecehan Seksual di RS Ini Petugas Kerohanian, Ya Tuhan
Dia mengatakan, berbeda dengan kasus yang dialami kader NasDem, AAFS yang memang telah melakukan percakapan via telepon dan berlanjut kepada chat WA. Dan pada percakapan chat WA, AAFS saat ditanya keberadaannya mengatakan sedang mandi, jadi seolah-olah memancing lawan bicara untuk menggoda dirinya.
Sedangkan, lanjut dia, lawan bicara, SS, karena merasa sahabat lalu membalas chat WA dengan bercanda. Maka hal seperti ini tidak dapat dikategorikan pelecehan seksual apa lagi percakapan tersebut bersifat pribadi tidak disebarluaskan.
"Maka jelas dan terang kejadian tersebut tidak dikatakan di kategorikan kejahatan seksual,” terang Suriyanto.
Namun, lanjut Suriyanto, apabila percakapan AAFS dan rekannya tersebut disebarluaskan atau diberitahu ke pihak lain, sehingga AAFS merasakan tidak nyaman hal tersebut dapat dikategorikan perbuatan pidana kejahatan seksual.
Sebelumnya, SS anggota DPR fraksi NasDem dilaporkan ke Bareskrim Polri atas dugaan pelecehan seksual verbal seorang wanita berinisial AAFS.
Atas laporan tersebut SS angkat bicara. Ia mengatakan, dugaan pelecehan seksual secara verbal yang dimaksud itu berkaitan dengan percakapannya dengan Ammy di WhatsApp sekitar satu tahun lalu.
“Satu tahun lebih yang lalu. Kalau tidak salah kurang lebih di bulan Maret tahun 2022, dan waktu itu dalam suasana bercanda-candaan,” katanya. (ray/jpnn)
Redaktur & Reporter : Budianto Hutahaean