Kasus Pengeroyokan di Delta Club Lamban

Polisi Belum Tetapkan Tersangka

Rabu, 16 Januari 2013 – 10:46 WIB
BALIKPAPAN - Kasus penganiayaan yang menimpa Victor Vany Tahulending (35), warga Tarakan di Delta Club, tempat hiburan malam (THM) di Lantai 8 Mal Balcony City, Jalan Sudirman, Balikpapan, Minggu (13/1) dini hari lalu, terus ditelusuri Polres Balikpapan. Hanya saja, penanganan kasus tersebut terkesan lamban. Aparat mengaku masih kesulitan untuk mengungkap siapa-siapa pelakunya yang disinyalisasi lebih dari 10 orang tersebut. Padahal kamera pengawas atau closed circuit television (CCTV) telah diperoleh penyidik.

Pada Rabu (14/1) kemarin, lebih dari 10 saksi dimintai keterangan. Mereka rata-rata merupakan karyawan yang bertugas saat penganiayaan terjadi, termasuk para sekuriti.

Kapolres Balikpapan, AKBP Sabar Supriyono berjanji akan terus melakukan penyelidikan dan pengembangan . “Anggota masih menghimpun saksi juga barang bukti,” kata Sabar Supriyono.

Dihubungi terpisah, Victor yang terus memantau proses hukum itu berharap polisi dapat mengungkapnya kasus menimpa dirinya.  “Semoga dari rekaman CCTV itu bisa terlihat saat saya dikeroyok serta dianiaya mulai saat berada di kasir dan di luar. Asal, rekaman jangan dimanipulasi. Artinya, tidak diedit sehingga jadi kabur dan lain sebagainya,” ungkap mantan polisi yang pernah dinas di Satuan Brimob Polda Kaltim itu.

Dari pengakuannya, kondisi luka memar di bagian kepala, wajah, serta bagian tubuh lainnya telah berangsur pulih. Untuk sementara Victor masih rawat jalan di Rumah Sakit Pertamina (RSPB) Balikpapan.

“Kepala masih terasa sedikit pusing. Saya menyayangkan pelayanan Delta yang tidak manusiawi. Kami ini cuma kurang bayar, mau diselesaikan pagi, eh sudah dikeroyok seperti itu, padahal kami langganan di sana,” sesalnya.

Seperti diwartakan, korban dikeroyok dalam ruangan kasir, dan diduga dilakukan lebih dari 10 orang. Usai dikeroyok, korban diseret kemudian kedua tangannya diborgol dan dimasukan ke ruangan gelap.

Perbuatan semena-mena itu diduga dipicu karena saat korban hendak membayar total biaya keseluruhan Rp27.532.390, dana pada kartu debitnya hanya terpotong Rp 15.000.000. Entah bagaimana karena tak ada solusi, korban tiba-tiba dikeroyok hingga babak belur. 

“Saat saya tiba, korban sudah babak belur, disekap dalam pos dengan kedua tangan diborgol. Ini sudah tak manusiawi. Kami ini tamu dan sudah langganan. Setiap kami ke sana, transaksi yang kami habiskan mencapai lebih dari Rp 20 juta,” kata Teddy, rekan korban. (aim/tom/k1)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Diparang Karena Rebutan Nginap Di Rumah Janda

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler