Kasus Ritual Pesugihan di Gowa, Bayu Ungkap Fakta Baru

Kamis, 23 September 2021 – 11:42 WIB
Bayu (kanan) saat menjenguk Hasniati di RSKD Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Foto: Bone Pos

jpnn.com, GOWA - Bayu, pria lajang berusia 26 tahun yang merawat AP (6) mengungkap fakta baru di balik kasus ritual pesugihan di Gowa.

Dia menyampaikan, diduga ada lima orang lagi yang terlibat terkait kematian kakak AP, Dandi Saputra yang tewas diduga dicekoki dua liter garam

BACA JUGA: Reaksi Romo Benny Soal Ritual Pesugihan, Ibu Mencungkil Mata Anak

“Yang dicerita (Ibu AP, Hasniati) itu, membenarkan bahwa ada diduga (tersangka lain) yang terlibat dalam pembunuhannya DS (Dandi Saputra),” kata Bayu kepada Bonepos, Rabu (22/9).

Fakta itu terungkap setelah Bayu menyambangi Hasniati yang menjalani masa observasi di Rumah Sakit Kejiwaan Dadi (RSKD) Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa (21/9).

BACA JUGA: Penerawangan Mbah Mijan Soal Ibu Mencungkil Mata Putri Demi Pesugihan

Namun kata Bayu, kelima orang yang disebut Hasniati itu sejauh ini belum diketahui siapa saja orangnya.

Dandi tewas pada 31 Agustus lalu. Sementara bocah AP berhasil diselamatkan Bayu sesaat setelah jenazah Dandi dikebumikan pada 1 September.

BACA JUGA: Bayu Resign dari Telkom Demi Merawat Bocah Korban Pesugihan

Bayu adalah orang pertama yang menyelamatkan AP dari siksaan ayah, ibu, kakek, dan paman kandungnya yang sudah terpengaruh ilmu hitam.

AP mengalami luka di mata kanan karena dicungkil oleh ibu kandungnya sendiri, bersama tiga orang yang sudah terpengaruh ilmu hitam.

“Katanya total ada lima orang, tapi kami serahkan semua kepada pihak kepolisian. Biarkan pihak kepolisian yang menyelidiki lebih lanjut,” kata Bayu.

Sebagai informasi, tim Forensik Biddokkes Polda Sulsel pada Senin (20/9) telah melakukan autopsi terhadap jenazah Dandi.

Hasil sementara autopsi ditemukan ada tanda-tanda kekerasan yang dialami Dandi.

“Yang bisa saya sampaikan itu saja, bahwa memang tanda-tanda kekerasan itu ada, cuman itu saya tidak bisa ngomong kan,” kata dr. Deni Mathius, operator Forensik Biddokkes Polda Sulsel di lokasi.

Dia menegaskan, informasi itu diperuntukkan kepada penyidik Polres Gowa untuk kebutuhan penyidikan lebih lanjut.

Pihaknya baru bisa membeberkan setelah hasil laboratorium keluar yang dapat memakan waktu dua hingga tiga minggu ke depan.

“Itu menjadi informasi kepada teman-teman penyidik dan disinkronkan untuk hasil lab kami,” tuturnya.

Deni mengatakan, beberapa di bagian tubuh korban ada yang ditemukan tanda-tanda tindakan kekerasan.

Tanda-tanda kekerasan yang dialami DS itu diduga akibat hantaman benda tumpul.

Hanya saja, dr Deni tidak menjelaskan secara detail di bagian tubuh mana saja DS mengalami tindakan kekerasan.

“Benda tumpul, nanti kami akan sampaikan ke teman penyidik,” pungkasnya. (mar1/bonepos)


Redaktur & Reporter : Sutresno Wahyudi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler