Kasus Virus Mirip SARS Muncul di Saudi

Selasa, 06 November 2012 – 07:13 WIB
ABU DHABI – Penyebaran virus mirip SARS (sindrom pernapasan akut berat) di Arab Saudi belum reda. Kasus baru penderita virus mirip SARS tersebut ditemukan pada seorang warga negara Saudi di Kota Riyadh. Itu merupakan kasus ketiga virus mirip SARS di dunia sejak muncul kali pertama awal tahun ini.

Kantor berita milik pemerintah Arab Saudi SPA (Saudi Press Agency) melaporkan Senin, (5/11) bahwa pria yang tak diungkapkan identitasnya tersebut dipastikan terjangkit virus mirip SARS. Menurut para pejabat Saudi, sejumlah tes telah dilakukan terhadap pasien yang bersangkutan di kementerian kesehatan.

Selanjutnya, sebuah sampel dari pria itu juga dikirimkan ke rumah sakit luar negeri. Hasilnya, sang pasien terbukti positif terinfeksi virus mirip SARS tersebut. ’’Pasien itu sudah mendapat perawatan memadai dan tepat. Kondisinya sudah membaik,’’ lapor SPA mengutip pernyataan resmi Kementerian Kesehatan Saudi.

Tidak banyak informasi yang dibeber pemerintah Saudi terkait pasien tersebut. Dia dilaporkan dirawat di sebuah rumah sakit di Riyadh. Kendati telah sembuh, lanjut SPA, pria tersebut saat ini tetap tinggal di kota itu dan diminta untuk tidak meninggalkan ibu kota Saudi tersebut.

Sebelumnya, sudah muncul dua kasus mirip SARS di Saudi dan Timur Tengah (Timteng) pada umumnya. Kasus pertama terjadi pada seorang pria Saudi berusia 60 tahun. Dia kemudian dilaporkan meninggal karena pneumonia akibat virus mirip SARS itu. Lalu, kasus kedua terjadi pada seorang pria Qatar. Setelah terjangkit virus tersebut, pria itu diterbangkan ke Inggris dan dirawat di sebuah rumah sakit di Kota London.

Coronavirus mematikan yang menginfeksi tiga pria itu juga dipastikan berasal dari keluarga yang sama dengan virus SARS. Virus tersebut muncul setelah cukup lama tak menginfeksi atau menjangkiti manusia.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengeluarkan peringatan secara global terkait kemunculan virus tersebut pada September lalu. Namun, lembaga kesehatan di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) itu juga menambahkan bahwa virus itu sepertinya tak mudah menular dari manusia kepada manusia yang lain.
Penyebaran virus mirip SARS tersebut sempat memicu kekhawatiran. Apalagi, kasus penderita virus itu muncul menjelang musim ibadah haji di Saudi.

Pemerintahan Raja Abdullah pun mengambil langkah-langkah antisipasi agar virus tersebut tak sampai menyebar kepada jutaan jamaah dari seluruh dunia. Untuk meredam kekhawatiran dunia, Menteri Kesehatan Saudi Abdullah Al Rabeah menyatakan saat itu bahwa penyebaran coronavirus di negaranya hanya bersifat terbatas.

Coronavirus merupakan virus yang menyerang saluran pernapasan. Virus tersebut termasuk strain yang menjadi penyebab penyakit flu maupun SARS. Wabah terakhir itu muncul di Tiongkok dan Hongkong pada 2002 dan lantas menyebar ke Eropa dan Amerika. Saat itu, tercatat 8.096 kasus di seluruh dunia dan SARS menjadi epidemi. Dari jumlah itu, 774 orang meninggal dunia, terutama di Asia (Tiongkok dan Hongkong).

WHO menyatakan akan terus memantau perkembangan virus tersebut. Namun,  belum diputuskan soal penerbitan larangan bepergian ke Arab Saudi atau Qatar.
Pusat Kontrol dan Pencegahan Penyakit Eropa (ECDC) juga terus memantau penyebaran virus itu di benua biru. Temuan awal dari penelitian yang dirilis ECDC menyebut bahwa virus itu berasal dari binatang. (IANS/RTR/cak/dwi)
BACA ARTIKEL LAINNYA... 20 Persen Pasangan di Indonesia Infertil

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler