Kata Menteri, Pembangunan Sekolah Masih Standar Inpres

Senin, 31 Oktober 2016 – 20:12 WIB
Gedung sekolah rusak. Ilustrasi Foto: dok.JPNN.com

jpnn.com - JAKARTA--‎Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy menyoroti standar pembangunan sekolah yang dipakai selama ini.

Katanya, standar yang digunakan sekolah adalah SD Inpres. Padahal, standar sekolah inpres tidak sesuai lagi dengan era sekarang yang serba IT.

BACA JUGA: Dana Triliunan, Kemendikbud Akan Pakai Perbaiki Sekolah Inpres

"Saya sudah ‎tinjau ke sekolah-sekolah. Ada pembangunan sekolah baru tapi standar inpres, ya tidak sesuai dengan zaman sekarang toh," ujar Menteri Muhadjir di Jakarta, Senin (31/10).

Menurut Muhadjir, pihaknya telah mengusulkan ke DPR RI untuk meningkatkan standar pembangunan sekolah, dari inpres ke modern.‎

BACA JUGA: Kemdikbud Kembangkan Living Curriculum, Apa tuh?

Ini agar kualitas pendidikan di Indonesia bisa meningkat, baik dari sisi siswa maupun fisik sekolah.

‎Data Kemendikbud menyebutkan, sampai 2015, pemerintah telah merehablitasi sekitar 13.403 ruang belajar, membangun 698 Unit Sekolah Baru (USB), dan 12.385 Ruang Kelas Baru (RKB).

BACA JUGA: Pastikan Gaji Pegawai dan Guru Honorer dari BOS

Di 2016 Kemendikbud membangun 114 Sekolah Garis Depan (SGD) di berbagai daerah 3T (terdepan, terluar dan tertinggal).

Komisi X DPR RI dan Mendikbud telah menyepakati anggaran Kemendikbud 2017‎ sebesar Rp 39,82 triliun.

Anggaran tersebut akan digunakan antara lain untuk pelaksanaan Program Indonesia Pintar (PIP) dan pembangunan unit sekolah baru serta ruang kelas baru.

‎Selain itu, anggaran Kemendikbud tahun depan juga akan difokuskan pada rehap sekolah dan ruang kelas, pembangunan laboratorium dan perpustakaan sekolah, pemberian tunjangan profesi guru non PNS, dan pendampingan 74 ribu sekolah dalam pelaksanaan kurikulum 2013.

"Tahun depan Kemendikbud akan membangun 221 unit sekolah baru dan 2.500 ruang kelas baru. Di samping merehab 305 sekolah dan 42 ribu ruang kelas," tandas Menteri Muhadjir. (esy/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Jumlah Guru Bahasa Jawa Ternyata Minim


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler