JPNN.com

Kateterisasi Bayi Kembar Siam Sukses

Kamis, 05 Juni 2014 – 08:13 WIB
Kateterisasi Bayi Kembar Siam Sukses - JPNN.com

jpnn.com - SURABAYA – Ketegangan Sika Jayanti dan Yuda Winarno sirna begitu tim dokter RSUD dr Soetomo menuntaskan operasi terhadap Rahma Anindita Vani Maulida dan Nurul Anindia Vina Maulida. Rabu (4/6) bayi kembar siam asal Banyuwangi itu menjalani operasi kateterisasi. Meski sukses, operasi tersebut juga menunjukkan bahwa dua gadis cantik yang dempet dada-perut itu punya kelainan di jantungnya.

Operasi tersebut dimulai pukul 08.30. Yang melakukan operasi adalah tim yang terdiri atas 20 dokter. Meski sebelumnya tim tersebut mengungkapkan potensi emergency, ternyata hal itu tidak terbukti.

BACA JUGA: Puncak Latgab TNI, Ribuan Warga 2 Desa Dievakuasi

Kesuksesan tersebut memupus ketegangan Sika dan Yuda bersama kerabat lain, yang sejak pagi duduk di ruang tunggu Gedung Bedah Pusat Terpadu (GBPT) RSUD dr Soetomo. Kecemasan memang wajar. Sebab, dua bulan ini Sika dan Yuda menanti kepastian apakah benar bayi mereka, terutama Rahma, mengalami kelainan jantung.

Rahma-Nurul keluar dari kamar kembar siam Nakula Sadewa, irna anak, menuju ruang IDIK GBPT pukul 07.05. Dokter Agus Harianto SpAK, ketua tim kembar siam, mengantar mereka.

BACA JUGA: Jokowi Kumpulkan Kada, Prabowo Kunjungi Basis Massa

Dokter Arie Utariani SpAn KAP, spesialis anestesi, menuturkan bahwa pada pukul 08.46, Rahma-Nurul diintubasi. Yakni, memasukkan slang fleksibel pada tenggorokan. Setelah bayi dibius dan diintubasi, langkah selanjutnya adalah mensterilkan lipatan paha Rahma dengan disinfektan. Itu dilakukan agar tidak ada kuman atau bakteri di sekitarnya. ’’Setelah itu, baru dimasukkan kateter menuju jantung,’’ katanya.

Arie menjelaskan, ada dua kateter yang dimasukkan ke dalam tubuh. Kateter yang pertama melewati pembuluh darah vena yang ukurannya lebih besar. Setelah itu, kateter yang masuk pembuluh darah arteri. Agar mencapai target secara tepat, dua alat tersebut dibantu fluoroscopy. ’’Itu seperti guidance yang membantu kateter menuju jantung,’’ katanya. Prinsipnya adalah menggunakan cairan kontras yang disemprotkan ke dalam pembuluh darah. Cairan itu terlihat saat pasien dirontgen. Pada jalur cairan kontras di pembuluh darah itu, bakal terlihat masalah-masalah. Mungkin sumbatan, penyempitan, atau justru kebocoran.

BACA JUGA: Pelunasan Biaya Haji Terakhir 9 Juli

Kateterisasi tersebut memakan waktu 1 jam 20 menit. Prof Dr dr Teddy Ontoseno SpAK SpJP FIHA, spesialis jantung dan pembuluh darah yang juga kapten tim operasi, menemukan tiga kelainan pada jantung Rahma. ”Rahma punya kelainan jantung bawaan yang kompleks,’’ jelasnya.

Misalnya, kata Teddy, posisi pembuluh darah Rahma terbalik. Yakni, serambi kiri dan bilik kiri jantungnya mengalirkan darah ke paru-paru. Padahal, darah seharusnya dialirkan ke aorta (arteri paling gede dalam tubuh manusia, yang mengalirkan darah ’’bersih’’ ke seluruh tubuh).

Nah, darah di serambi kanan, yang seharusnya menuju paru-paru untuk dioksigenasi (diberi oksigen), malah balik kucing ke bilik kanan. Hasilnya, serambi kanan dan bilik kanan selalu berisi darah kotor. Sebaliknya, serambi kiri dan bilik kiri berisi darah bersih. ”Seharusnya dengan kondisi kelainan kompleks itu, bayi bisa meninggal saat lahir,” ucapnya heran.

Tetapi, Nurul-Rahma berbeda. Keduanya tetap bertahan dan tumbuh sehat. Teddy dan tim dokter pun menemukan bahwa dua gadis cantik itu tetap selamat karena kelainan lain. Yakni, patent ductus arteriosus (PDA). Itu adalah lubang atau saluran arteri yang menghubungkan aorta dan arteri pulmonalis. ’’Ductus tersebut justru bisa memberi kesempatan sirkulasi darah dari serambi kanan (yang kotor tersebut, Red) mengalir ke paru-paru untuk dioksigenasi,’’ ulasnya.

Sekali lagi, bayi yang terlahir dengan lubang atau ductus itu biasanya meninggal. Beda dengan Rahma, lubang itu justru bisa jadi semacam jalan pintas untuk mengoksigenasi darah kotor. Ujungnya, dua balita kembar dempet itu selamat.

Problem belum mandek. Dalam jumpa pers pukul 12.00 itu, Teddy menuturkan bahwa Rahma juga mengalami atrial septal defect atau ketiadaan sekat antara serambi kiri dan kanan. ’’Kelainan itu juga yang menyokongnya agar tetap survive,’’ jelas Teddy.

Setelah mengetahui masalah utama berupa kelainan pada jantung Rahma, tim dokter bisa memutuskan langkah penyelamatan selanjutnya. Agus Harianto yang juga hadir dalam jumpa pers itu mengatakan, tim memutuskan untuk melakukan pemisahan pada bayi.

Dia mengakui bahwa secepatnya tim berembuk untuk menentukan tanggal operasi pemisahan sekaligus mengatasi kelainan bayi kembar siam. ”As soon as possible, kami (tim dokter, Red) akan membicarakannya setelah rapat pleno, mengundang 100 dokter,” ujar Agus.

Saat ini dua bayi berada di ICU kamar 203 lantai 2 GBPT untuk memulihkan kondisi. Sika, ibu Rahma-Nurul, menyatakan sangat bahagia dan terharu melihat putrinya selamat. Dengan mata yang berkaca-kaca, Sika yang kala itu ditemani suami, kakak perempuan, ibu kandung, beserta ibu mertuanya tidak sanggup menahan kebahagiaan.

Sika pun menceritakan bahwa dirinya telah mempersiapkan bayinya sebelum masuk kamar operasi sejak pukul 05.00. Bersama dengan sang suami yang baru tiba dari Bali pada Selasa sore (3/6), Sika memandikan sang bayi dan mempersiapkan keperluan si kecil.

Sementara itu, Rahma dan Nurul tampak tertidur pulas di atas bed meski kedua tangannya telah dipasangi infus sejak Selasa. ”(Rahma-Nurul, Red) gak rewel kok,” terang Sika. Ibu muda itu juga memakaikan kaus kaki pada tangan Rahma dan Nurul yang tak terpasang slang infus. Itu dilakukan agar mereka tak mencabut slang yang menancap di tangan. (bir/c7/dos)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Beasiswa Dokter Spesialis Kurang Diminati


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler