Kaum Ibu Tak Setuju Kenaikan BBM

Minggu, 23 Juni 2013 – 17:06 WIB
JAKARTA - Lingkaran Survei Indonesia (LSI) merilis hasil survei terkait kenaikan harga Bahan Bakar Minyak bersubdisi, Minggu (23/6), di Kantor LSI, di Jakarta. Dari penelitian 18-20 Juni 2013, dengan jumlah responden 1200 orang dari seluruh provinsi Indonesia, diketahui 79,21 persen responden menolak kenaikan harga BBM.

"Yang setuju hanya 19,10 persen, sementara yang tidak menjawab 1,69 persen," kata peneliti LSI, Adjie Alfaraby, Minggu (23/6).

Penelitian ini menggunakan metode sampling multistage random sampling dengan margin of error sebesar 2,9 persen.

Dalam penelitian itu, kata Adjie, dibagi lagi dalam beberapa kategori. Misalnya pandangan masyarakat di pedesaan dan perkotaan tentang kenaikan harga BBM bersubsidi.

Menurut dia, penduduk yang tinggal di desa lebih banyak tidak menyetujui kenaikan harga BBM, dibanding di kota besar. Dijelaskan Adjie, hal itu wajar karena penduduk desa terkena dampak paling besar atas kenaikan harga BBM itu.

Selain itu juga Adjie menjelaskan, berdasarkan jenis kelamin diketahui perempuan paling banyak tak setuju. "Hal ini juga wajar, karena ibu-ibu paling tahu kondisi rumah tangga dan harga bahan pokok setelah kenaikan BBM ini," ungkap Adjie. (boy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pertamina Sebar 17 Mobil Tangki

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler