jpnn.com, JAKARTA - Dalam proses perjuangan politik kebangsaan, Gerakan Pemuda Islam Indonesia (GPII) termasuk memiliki sejarah panjang.
Perjalanan itu sejalan dengan situasi dan kondisi politik Indonesia yang dinamis.
BACA JUGA: Pemuda Indonesia Harus Berhijrah untuk Pembangunan
Menurut Kandidat Ketua Umum GPII Periode 2017-2022 Ujang Rizwannsyah pasang surut hubungan antar anak-anak muda Islam dengan pemerintah sejak orde lama, orde baru hingga era demokrasi mengajarkan begitu banyak hikmah dan pemahaman yang juga terus berkembang.
"Sebagai anak kandung kekuatan politik Islam Indonesia, GPII turut serta dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia, ketika itu era perjuangan kebangsaan secara fisik. Sejarah telah mencatat begitu besar kontribusi umat Islam Indonesia termasuk pemuda-pemuda yang tergabung di GPII dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia," ujarnya di Jakarta, Jumat (24/11).
Ujang mengatakan, manifestasi perjuangan GPII disaat revolusi fisik mempertahankan kemerdekaan Indonesia bisa dilihat di antaranya perjuangan melalui Balai Muslimin.
"Ide pembentukan pemuda pelopor lahir dari sini, tujuannya adalah membangun basis didaerah-daerah, bahu membahu bersama rakyat menghadapi penjajah Belanda. Termasuk pembentukan Badab Kongres Pemuda Republik Indonesia (BKPRI) sebagai wadah pemuda dan rakyat Indonesia untuk berjuang yang berdasarkan semangat persatuan," imbuhnya.
Namun, diakuinya, dalam perjalanan sejarahnya, GPII sering dituduh tidak sejalan dengan pemerintah bahkan dianggap melawan.
Itu terjadi hanya karena perbuatan segelintir oknum yang melakukan kegiatan antipemerintah.
"Dengan belajar dari sejarah, era demokrasi terpimpin, dan rezim otoriter telah berubah, kehidupan politik Indonesia telah mengalami proses demokrasi yang terbuka maka pengurus GPII ke depan harus bisa mengambil hikmah dan pelajaran penting agar perjuangan organisasi pemuda Islam ini bisa bersinergi dengan semua komponen bangsa," paparnya.
Ujang mengingatkan organisasi itu harus mengedepankan gerakan-gerakan politik yang elegan, agar kehidupan berbangsa dan bernegara bisa berjalan dalam suasana yang sejuk, stabilitas keamanan dan ketertiban terjaga.
"GPII ke depan harus juga memiliki peran bukan hanya sebagai kontrol sosial dan perubahan, tetapi juga mampu menjadi bagian anak bangsa yang mampu memberi kontribusi dan solusi berbagai permasalahan kebangsaan dan keumatan," pungkasnya. (rmo/jpnn)
Redaktur & Reporter : Natalia