jpnn.com, JAKARTA - Suasana tahun politik jelang Pilpres 2019 mulai panas dengan beredarnya kaus tulisan hastag 2019 Ganti Presiden.
Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Agus Hermanto mengatakan, dalam negara demokrasi hal-hal seperti ini bisa saja terjadi.
BACA JUGA: Jelang Pilpres 2019 Facebook Siapkan Langkah Antisipatif
Dia menegaskan penilaian terkait ganti presiden itu kembali kepada pribadi masing-masing.
“Tapi yang jelas kita semuanya dalam tahun politik harus betul-betul sangat hati-hati dalam melakukan seluruh tindakan kita,” kata Agus di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (4/4).
BACA JUGA: Jelang Pilpres 2019 Menkominfo Ancam Tutup Facebook Jika..
Dia menjelaskan, presiden yang ada sekarang ini tentunya hasil pilihan masyarakat Indonesia saat Pemilihan Umum (Pemilu) 2014.
Karena itu, lanjut dia, jika ada pandangan soal ganti presiden, itu mungkin dilakukan oleh sekelompok maupun banyak orang.
BACA JUGA: Romi Ungkap Hasil Pertemuan dengan SBY soal Poros Ketiga
“Namun, sebenernya untuk representasi yang paling penting ditentukan dalam Pemilu nanti, apakah milih siapa adalah kita yang harus laksanakan,” katanya.
Sebelumnya, kampanye komunikasi dengan slogan “2019 Ganti Presiden” dicetuskan Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera.
"Saya bukan hanya berbicara sebagai kader yang ditunjuk oleh partai (PKS) menjadi salah satu calon (capres-cawapres). Tapi saat ini saya berbicara juga sebagai rakyat yang menginginkan agar Indonesia di 2019 memiliki presiden baru," kata Mardani saat berbincang dengan INDOPOS (grup JPNN), di Tebet, Jakarta Selatan, Kamis (8/3). (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jika Kritikan Prabowo Subianto Ngawur, Simpati Publik Turun
Redaktur & Reporter : Boy