Kawasan Industri Hijau Berperan Penting Mendorong Dekarbonisasi

Rabu, 23 November 2022 – 22:41 WIB
Presiden Joko Widodo memperhatikan panel surya saat meresmikan pemancangan tiang pertama atau groundbreaking Kawasan Industri Hijau Indonesia, Bulungan, Kalimantan Utara, Selasa (21/12/2021). Foto: ANTARA/HO-Biro Pers/Setpres/Agus Suparto/aa.

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat ekonomi lingkungan IPB University Aceng Hidayat menilai positif upaya Pertamina dalam pengembangan kawasan industri hijau atau green industry cluster.

Menurut Aceng, kawasan industri hijau memiliki peran penting dalam mendorong dekarbonisasi.

BACA JUGA: Komunitas Sopir Truk Jakarta Dukung Ganjar jadi Presiden

“Itu bagus, karena kesadaran dari pihak industri untuk mengurangi high emison (tinggi karbon) dengan cara perbaikan proses sehingga menghasilkan rendah emisi (low emision) karbon. Kami sambut baik hal tersebut,” tegas Aceng.

Aceng menjelaskan, banyak faktor yang mempengaruhi emisi karbon pada kawasan industri, salah satu faktor adalah input.

BACA JUGA: Penggunaan Produk TKDN Dapat Membantu Memulihkan Perekonomian Bangsa

“Jika inputnya menggunakan bahan boros energi maka akan menghasilkan karbon yang tinggi. Begitu pula sebaliknya,” kata Aceng.

Aceng mencontohkan penggunaan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS).

BACA JUGA: MIND ID Salurkan 1.550 Paket Sembako Kepada Korban Gempa di Cianjur

Menurut Aceng, pemakaian PLTS pada kawasan industri merupakan salah satu langkah untuk mengurangi karbon.

“Karena input-nya yaitu tenaga surya, kemudian diproses dan simpan dalam suatu baterai lalu digunakan. Selain itu, prosesnya juga ramah lingkungan. Jadi penggunaan PLTS termasuk salah satu langkah pengurangan emisi karbon,” jelas Aceng.

Menurut Aceng, penggunaan PLTS berbeda dengan batubara, dimana input-nya memang mengandung karbon.

Dalam hal ini, harus melalui proses penghilangan karbon sebanyak mungkin.

“Jadi input-nya kotor, lalu melalui proses pembersihan, baru bisa menghasilkan energi bersih. Ini berbeda dengan matahari, yang inputnya sendiri sudah bersih lalu diproses dan bisa menghasilkan energi terbarukan (EBT),” terang Aceng.

Pertamina, saat ini memang berperan dalam pengembangan kawasan industri hijau atau green industry cluster.

Upaya tersebut dilakukan sebagai bentuk komitmen Pertamina terhadap Peta Jalan Net Zero Emission (NZE) dalam mencapai target nol emisi karbon pada 2060.

Salah satunya, ketika Pertamina melalui Pertamina Power Indonesia bekerja sama dengan PT Jababeka Infrastruktur untuk pengembangan kawasan industri hijau Jababeka.

Tahap awal yang dilakukan adalah melalui pemasangan panel untuk Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap.(chi/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kredit Online Melalui BTN Properti Melonjak Sebegini, Wow


Redaktur & Reporter : Yessy Artada

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler