jpnn.com, JAKARTA - Manajer Sales and Marketing Kawasan Industri Saeful Rochman mengungkapkan PT Krakatau Sarana Properti menargetkan bisa menjual sisa lahan kawasan industri seluas 40 hektare kepada investor sebelum 2025.
Hal itu diungkapkan Saeful saat menjadi narasumber di podcast Sofa Panas yang diselenggarakan oleh PT Krakatau Sarana Properti, Selasa (13/6).
BACA JUGA: Begal di Kawasan Industri Bekasi Ditangkap
Adapun lahan seluas 40 hektare kawasan industri di Cilegon, Banten merupakan sisa enam persen dari total kawasan industri yang dikelola PT KSP.
"Saeful menjelaskan saat ini total luas lahan kawasan industri di Cilegon yang dikelola PT Krakatau Sarana Properti yaitu 630 hektar dan sekitar 94 persen sudah terjual,"kata Saeful.
BACA JUGA: JIEP Hadirkan Konsep Pengembangan Kawasan Industri Pulogadung di Hannover Messe 2023
Menurut Saeful, investor dari luar negeri seperti dari Korea masih mencari lahan di kawasan industri, khususnya di Pulau Jawa.
Biasanya, kata dia, para investor tersebut membangun pabrik untuk industri steel related maupun industri petrochemical.
BACA JUGA: Bangun Kawasan Industri di Tangerang, Tjen Jung Sen Dipuji Ketua DPRD
Himpunan Kawasan Industri (HKI) mencatat selama periode 2020 sampai 2022 kemarin, penjualan lahan kawasan industri di seluruh Indonesia mencapai sekitar 400—500 hektar.
Kawasan industri banyak menerima tenant-tenant baru dari sektor data center, kendaraan listrik, makanan minuman, kesehatan. Permintaan atas sewa gudang juga meningkat seiring banyaknya usaha e-commerce.
Menurut Saeful, salah satu nilai lebih dari kawasan industri di Cilegon adalah sarana infrastruktur yang mencukupi seperti air dan juga listrik, serta adanya pelabuhan.
"Investor biasanya memilih kawasan industri yang punya sarana penunjang bagus. Pelengkap fasilitas lainnya adalah pelabuhan kapal laut Cigading yang bisa digunakan untuk memasarkan hasil produksi ke luar pulau Jawa dan juga luar negeri,” jelas Saeful.
Saeful memerinci saat ini jumlah investor yang berinvestasi di kawasan industri Cilegon sudah imbang antara asing dan lokal yaitu 50-50.
Ketika berinvestasi di Cilegon, para investor membeli lahan yang bisa digunakan selama 80 tahun dengan opsi bisa diperpanjang.
“Kawasan industri di Cilegon ini bukan yang terbesar di Indonesia mungkin hanya masuk skala medium. Namun, kami mempunyai sarana infrastruktur yang mumpuni. Ini yang menjadi salah satu faktor lahan kawasan industri yang dikelola PT Krakatau Sarana Proprerti masih diburu investor dari dalam dan juga luar negeri,” jelas Saeful.
Saat ini PT KSP tengah menyiapkan kawasan tiga yang sedang dalam proses pembebasan lahan.
“Setelah kawasan satu dan dua terjual, kami akan langsung menawarkan kawasan ketiga kepada investor. Targetnya pada 2025 kawasan tiga sudah bisa dijual. Kami punya impian agar kawasan industri di Cilegon ini masih tetap berdiri untuk jangka panjang,” pungkas Saeful.
Kementerian Perindustrian mencatat total perusahaan kawasan industri yang memiliki Izin Usaha Kawasan Industri (IUKI) tercatat sebanyak 129 kawasan industri dengan luas lahan mencapai 73.365 hektare.
Tantangan yang mesti diatasi oleh pemerintah demi kemajuan kawasan industri tanah air adalah peningkatan efisiensi sistem logistik.
Saat ini, biaya logistik di Indonesia mencapai 24 persen dari total PDB nasional. Padahal, negara-negara maju rata-rata biaya logistiknya hanya 10 persen dari total PDB.(mcr10/jpnn)
Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul