jpnn.com, PUNCAK - Dua hari jelang lebaran, Jumat (23/6), kawasan Puncak, Kabupaten Bogor lengang.
Kepadatan arus lalulintas terjadi di jalur Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi) dan jalur Jakarta-Bogor di Cibinong, Kabupaten Bogor kemarin (23/6).
BACA JUGA: Ketinggian Hilal Sudah Cukup untuk Masuk 1 Syawal
Pantauan Radar Bogor (Jawa Pos Group), di Simpang Gadog, sejak pukul 07:00 WIB hingga 13:00 WIB tidak nampak antrean kendaraan. Sesekali hanya terlihat pemudik dari arah Ciawi menuju Puncak.
“Arus lalulintas Puncak-Simpang Gadog cenderung sepi pagi hingga siang hari,” ujar Kepala Satuan Lalulintas Polres Bogor AKP Hasby Ristama seperti diberitakan Radar Bogor.
BACA JUGA: Insyaallah Besok Sudah Idulfitri
Penumpukan kendaraan hanya terjadi di tiga titik seperti Simpang Ciawi, Pasar Cisarua dan pertigaan Taman Safari Indonesia (TSI).
“Kepadatan terjadi sore hari, mengingat selain pemudik, warga sekitar mencari buka puasa serta belanja,” jelasnya. Kepadatan terjadi pukul 16:30 WIB di Tanjakan Selarong dan Pasar Cisarua.
BACA JUGA: Hamdalah, 5.000 Pemudik Mendarat di Bandara Radin Inten II
Lain hal dengan jalur Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi). Kepadatan kendaraan terjadi sejak siang hari. Jalan menuju Sukabumi itu pun terpantau ramai.
Baik pemudik menggunakan kendaraan roda dua, maupun roda empat melintasi kawasan tersebut. Kemacetan terjadi di sejumlah titik di kawasan itu seperti Simpang Ciawi dan Pasar Caringin.
Hasby menuturkan, untuk kendaraan besar jenis truk dilarang memasuki Jalur Puncak dan Bocimi.
“Tujuannya agar tidak menghambat laju,” tegasnya. Bahkan, sejumlah petugas bersenjata lengkap nampak melakukan penjagaan di kawasan Bocimi.
Sementara itu Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi sempat meninjau langsung jalur Puncak, tepatnya di Simpang Gadog, Kecamatan Megamendung, kemarin (24/6).
Dalam kunjungannya itu Budi menyebut kawasan tersebut termasuk salah satu daerah yang dilalui pemudik maupun yang akan berekreasi.
"Ini satu dari daerah-daerah yang padat dan dilalui pemudik. Saat musim liburan juga ramai,” ujar Budi.
Dia juga sempat berdiskusi dengan Kapolres Bogor AKBP Andy M Dicky. “Sudah disampaikan berkaitan dengan rencana-rencana yang akan dilakukan," katanya.
Terkait rencana tersebut Budi mengapresiasi rencana yang disiapkan untuk mencegah kemacetan. Salah satunya larangan truk beroperasi di jalan.
"Bogor sudah membuat langkah-langkah misalnya truk tujuh hari sebelum dan tujuh hari sesudah lebaran tidak beroperasi di jalan," sambungnya.
Di tempat terpisah, dua hari menjelang Hari Raya Idul Fitri, kepadatan arus mudik terlihat di persimpangan Cibinong-Depok, tepatnya di sekitar flyover Jalan Raya Bogor-Jakarta, kemarin (23/6). Arus lalulintas terus dipadati sejumlah kendaraan, baik itu roda dua maupun roda empat.
Staf Pelaksana dan Pengawasan Dinas Perhubungan Kabupaten Bogor, R Pupu Saputra mengatakan kepadatan sudah terjadi sejak lima hari menjelang Idul Fitri, atau sejak Selasa (20/6) lalu.
"Sudah banyak pemudik yang pulang, meski tidak sepadat hari ini (Jumat, 23/6)," katanya kepada Radar Bogor.
Pupu menjelaskan untuk pengamanan, Dishub menurunkan kurang lebih 30 anggota yang digilir menjadi dua shift, yaitu pagi dan malam di kawasan tersebut.
"Tidak hanya Dishub, sejumlah anggota kepolisian dan pramuka, serta PMR Kabupaten diturunkan selama 24 jam hingga nanti tujuh hari setelah lebaran," bebernya.
Dia memprediksi H-1 atau malam takbiran, lalulintas semakin padat seperti tahun-tahun sebelumnya.
"Diimbau masyarakat tetap berhati-hati dan lebih mempersiapkan diri di jalan, tidak terburu-buru dan sabar, supaya semua kondusif," katanya.
Sementara itu penumpukan penumpang terlihat di beberapa agen travel atau bis di Cibinong. Salah satunya Agen Yogi yang berlokasi tepat di seberang Ramayana Cibinong.
Salah satu penumpang, Dodi, mengaku sudah sejak pukul 11:00 ia menunggu bus jurusan Lampung. Namun, hingga sore hari bus tujuan kampung halamannya itu tidak kunjung tiba. "Jadwalnya sih, berangkat pukul 11, tapi ini belum datang," sesalnya.
Dodi mengaku baru pertama kali pulang kampung menggunakan bus. "Ini pertama kalinya, makanya saya juga tidak tahu kalau bisa telat banget begini, tahu gitu naik pesawat," akunya.
Meski demikian pemilik agen bus Yoga, Yoga Nanda mengaku tahun ini, penumpang pengguna agennya mengalami penurunan drastis dibandingkan tahun lalu. Bahkan hampir mencapai 50 persen.
"Mungkin karena tahun ini berbarengan dengan kenaikan kelas dan penerimaan murid baru, jadi banyak yang memasukan anak-anaknya ke sekolah, uangnya sudah digunakan. Sehingga mereka menunda pulang kampung," ujar Yoga.
Keberangkatan armadanya terlihat dari tahun lalu bisa mencapai 7 hingga 8 bus. Untuk tahun ini, hingga H-2 lebaran, dia mengaku armadanya baru berangkat tiga hingga empat bus saja.
Sedangkan untuk harga, kata dia, tidak berbeda dengan tahun lalu. Paling rendah sebesar Rp300 ribu tujuan Solo dan Surabaya sebesar Rp560 ribu. (all/ran/wil)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Presiden Jokowi Gelar Open House Bareng Wapres Jusuf Kalla
Redaktur & Reporter : Soetomo