BANYUASIN - Untuk menggenjot kawasan transmigrasi sebagai sentra produksi pangan unggulan, Kementerian Tenagara Kerja dan Transmigrasi tahun ini telah menyiapkan lahan seluas 1.000 hektar yang tersebar di sejumlah pemukiman transmigran. Direktur Jenderal Pembinaan Pengembangan Masyarakat dan Kawasan Transmigrasi, Roosari Tyas Wardani mengatakan, lahan itu nantinya akan digunakan untuk pengembangan tanaman pangan berupa kedelai, jagung dan padi varietas unggulan.
“Program transmigrasi saat ini dilaksanakan dengan pendekatan pengembangan kawasan menjadi sentra-sentra produksi baru berbagai komoditas pangan unggulan, termasuk perkebunan, perikanan dan peternakan,“ katanya, Rabu (20/3), di sela-sela panen perdana kedelai dan padi di Kawasan KTM Telang Kab. Banyuasin, Sumatera Selatan.
Roosari mengatakan, pengembangan sentra produksi pangan varietas unggulan pada wilayah-wilayah baru yang tersebar di kawasan transmigrasi diharapkan dapat meningkatkan kontribusi transmigrasi terhadap produksi pangan nasional dan sekaligus sebagai upaya distribusi pangan ke berbagai wilayah Indonesia.
Dengan demikian, upaya ini juga dapat mengurangi ketergantungan pangan nasional pada impor pangan dari negara lain. “Kita berambisi menjadikan kawasan transmigrasi sebagai lumbung padi dan pangan bukan hanya nasional tapi juga dunia. Lahannya pun banyak tersedia di luar Jawa," jelasnya.
Sebagai contoh, di bidang pengembangan padi dengan mekanisasi di KTM Telang, Sumsel, telah dilaksanakan pada lahan 200 hektar sebagai pilot project yang diharapkan dapat diterapkan oleh seluruh masyarakat di KTM Telang. Hasil produksi padi per hektar mencapai 5 ton, sehingga produksi padi pada lahan 200 ha dapat mencapai 1.000 ton gabah kering giling (GKG).
“Ini terus kita dorong dengan pendampingan untuk transfer inovasi, teknologi budidaya sejak awal penempatan dan tersedianya lembaga-lembaga pendukung lainnya termasuk aspek penyiapan modal usaha tani," tambah Roosari.(fat/jpnn)
“Program transmigrasi saat ini dilaksanakan dengan pendekatan pengembangan kawasan menjadi sentra-sentra produksi baru berbagai komoditas pangan unggulan, termasuk perkebunan, perikanan dan peternakan,“ katanya, Rabu (20/3), di sela-sela panen perdana kedelai dan padi di Kawasan KTM Telang Kab. Banyuasin, Sumatera Selatan.
Roosari mengatakan, pengembangan sentra produksi pangan varietas unggulan pada wilayah-wilayah baru yang tersebar di kawasan transmigrasi diharapkan dapat meningkatkan kontribusi transmigrasi terhadap produksi pangan nasional dan sekaligus sebagai upaya distribusi pangan ke berbagai wilayah Indonesia.
Dengan demikian, upaya ini juga dapat mengurangi ketergantungan pangan nasional pada impor pangan dari negara lain. “Kita berambisi menjadikan kawasan transmigrasi sebagai lumbung padi dan pangan bukan hanya nasional tapi juga dunia. Lahannya pun banyak tersedia di luar Jawa," jelasnya.
Sebagai contoh, di bidang pengembangan padi dengan mekanisasi di KTM Telang, Sumsel, telah dilaksanakan pada lahan 200 hektar sebagai pilot project yang diharapkan dapat diterapkan oleh seluruh masyarakat di KTM Telang. Hasil produksi padi per hektar mencapai 5 ton, sehingga produksi padi pada lahan 200 ha dapat mencapai 1.000 ton gabah kering giling (GKG).
“Ini terus kita dorong dengan pendampingan untuk transfer inovasi, teknologi budidaya sejak awal penempatan dan tersedianya lembaga-lembaga pendukung lainnya termasuk aspek penyiapan modal usaha tani," tambah Roosari.(fat/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... LPNU Tuding Mentan Bohong
Redaktur : Tim Redaksi