LPNU Tuding Mentan Bohong

Rabu, 20 Maret 2013 – 19:46 WIB
JAKARTA - Ketua Lembaga Perekonomian Nahdlatul Ulama (LPNU), Mustolihin Madjid menuding kelangkaan bawang putih hingga memicu lonjakan harga di pasaran dikarenakan adanya permainan jahat oleh kartel.

Menurutnya untuk menstabilkan harga, kartel ini harus diberangus karena pihaknya mencurigai keberadaan kartel sendiri sengaja dimunculkan dan diatur sedemikian rupa melalui mekanisme izin impor.

"Ini semua terjadi karena Pemerintah menghentikan impor secara mendadak, tanpa terlebih dahulu menata produktivitas dan tata niaga pertanian dengan baik. Jadi mereka ingin menjustifikasi, begini loh kalau impor dihentikan, pasokan kita terganggu, yang ujung-ujungnya kran impor akan dibuka kembali selebar-lebarnya," tuding Mustolihin di Jakarta, Rabu (20/3).
 
Kembali dibukanya kran impor, lanjut Mustolihin, yang mana diisi oleh importir-importir baru, membuka kemungkinan terbentuknya kartel dengan segala permainan jahatnya.

"Pendaftaran dan verifikasi importir ada di Kementerian Pertanian, untuk selanjutnya diserahkan ke Kementerian Perdagangan dan keluar izin. Importir-importir baru ini yang selanjutnya menjadi kartel. Jadi bohong kalau Menteri Pertanian mengatakan tidak tahu adanya kartel," tandasnya.
 
Ke depan, LPNU tetap mendukung kebijakan penghentian impor produk hortikultura, termasuk bawang putih. Meski demikian untuk menghindari kemungkinan gangguan stabilitas harga, Pemerintah didesak terlebih dahulu memperbaiki produktifitas dan tata niaga produk pertanian di pasaran.
 
"Pemerintah jangan terlibat secara langsung, tapi memposisikan diri pada pembuat regulasi yang baik. Masyarakat sebagai pelaku pertanian diperhatikan, aspek permodalan dari perbankan juga diperhatikan, kalangan usahawan diberi ruang, dan Pemerintah mengontrol dengan aturan yang sifatnya tidak mengekang," pungkas Mustolihin.
 
Keberadaan kartel terungkap dari temuan 394 kontainer berisi bawang putih impor dari China dan Thailand, dalam inspeksi mendadak yang dilakukan oleh Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) di terminal peti kemas Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya. Atas temuan tersebut KPPU sudah memanggil 11 importir yang disinyalir sebagai pemilik bawang putih tersebut.(fat/jpnn)



BACA ARTIKEL LAINNYA... RNI Kecewa tak Kebagian Kuota Impor

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler