jpnn.com - MAGELANG - Kayu untuk melapisi tangga Candi Borobudur ternyata berbahaya. Sebab, kayu itu bisa membuat wisatawan terpeleset.
“Tadi saya melihat ada salah satu wisatawan yang terpeleset saat turun tangga,” kata Azis Dwi, salah satu wisatawan yang berkunjung ke Candi Borobudur, Minggu (13/3).
BACA JUGA: Kemenkumham Bekukan Partai Lokal di Papua
Sebagaimana diberitakan Radar Kedu (Jawa Pos Group), sebelumnya Balai Konservasi Borobudur (BKB) telah memasang karet dan kayu sebagai pelapis untuk mencegah keausan tangga di candi Buddha itu. Pelapisan yang dilaksanakan di sisi utara, timur, dan barat candi ini menelan anggaran sekitar Rp 560 juta.
Hanya saja, wisatawan mengeluhkan tangga berlapis kayu yang menjadi sangat licin. Hal ini terjadi akibat pengaruh jamur dan lumut yang tumbuh di kayu.
BACA JUGA: Ketua DPRD Yang 11 Kali Nikah Itu Akan Dilaporkan ke DPP PDIP
“Tangga candi itu kan memiliki kemiringan hampir 70 derajat. Jadi memang bahaya kalau licin,” tuturnya.
Santoso, wisatawan asal Jogja juga mengaku harus ekstra hati-hati untuk menuruni tangga keluar Candi Borobudur. “Tadi malam kan habis hujan jadi bikin licin,” katanya.
BACA JUGA: Kawasan Kumuh di Banjarbaru Mencapai 218 Hektare
Lapisan kayu dipasang pada 1.028 batu pijak lantai tangga Candi Borobudur yang mengalami aus bidang. Hal itu dikarenakan banyaknya wisatawan yang berkunjung ke Candi Borobudur yang berdampak buruk bagi lantai tangga candi.
Berdasarkan data BKB, jumlah batu pijakan secara keseluruhan ada 2.033 yang tersebar di empat titik. Yakni, sisi barat, timur, selatan dan utara. Sementara untuk jumlah keausan batu pijak terdapat 1.028 aus bidang. Persentase keausan lantai itu mencapai 49,15.
Kepala BKB Marsis Sutopo mengatakan, licinnya lapisan candi diduga karena faktor alam. Hal ini, katanya, akan menjadi bahan evaluasi.
”Akan kita evaluasi. Karena bagian tangga kan merupakan bagian yang jarang terkena sinar matahari secara langsung sehingga mudah timbul lumut dan lainnya,” kata dia.
Kepala Seksi Layanan Konservasi Balai Konservasi Borobudur (BKB) Iskandar M Siregar, mengatakan, lapisan kayu berada di sisi timur candi. Sementara untuk karet dipasang di sisi barat.
Adapun karet yang dipakai adalah berbahan khusus yang diimpor dari Jerman. Karet itu sejenis dengan yang biasa dipakai di lintasan lari.
Sementara untuk kayu berasal dari kayu jati. “Untuk pemasangannya seperti dicor. Karet ini sudah ada uji laboratoriumnya juga, dan akan kami pakai hingga tiga sampai lima tahun ke depan, sehingga anak tangga candi tidak aus,” ujarnya.
Untuk pemasangan karet, katanya, dikerjakan oleh PT Pyramid Jaya Abadi dari Purwokerto. Dia mengatakan, untuk pelapisan dengan menggunakan karet ini memang dikerjakan cukup hati-hati.
“Dari sisi estetisnya, penggunaan karet dibandingkan dengan kayu memang jauh lebih bagus karet. Namun, untuk ketahanannya akan kami uji, seberapa awet penggunaan karet ini,” paparnya.
Menurutnya, baik karet maupun kayu memiliki kelemahan dan kelebihannya. Untuk itu, ke depan akan ditentukan bahan yang akan digunakan untuk melapisi tangga candi. (vie/lis/JPG/ara/JPNN)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ada Balita Meninggal, Belum Tetapkan KLB DBD
Redaktur : Tim Redaksi