Lokasi wisata di London bukan hanya Westminster Abbey, Big Ben, London Eye, Tower Bridge, atau Buckingham PalaceAda juga tempat "petilasan" grup band legendaris The Beatles yang terus didatangi para turis
BACA JUGA: Dibukukan, Sisi Pelik Kehidupan Pribadi Pak Harto di Mata Orang-Orang Dekatnya
Berikut laporan wartawan Jawa Pos MBACA JUGA: Pabrik MA-60 di Tiongkok, dari Pembuat Pesawat Militer hingga Pemasok Merpati
===================
SEMBARANGAN mencorat-coret tembok di London bisa berujung hukuman atau denda karena dianggap vandalisme
BACA JUGA: Beralas Kaki, Penjaga Pintu Air Itu Terima Kalpataru
Siapa pun yang melintas di sana bebas meninggalkan coretan di tembok pagar.Biasanya, siapa pun yang singgah di tempat itu memang selalu meninggalkan coretan, terutama para turisBukan sembarang pagar yang mereka corat-coretItu adalah pagar studio Abbey RoadDulu bernama studio EMI yang pernah merekam lagu grup musik legendaris The Beatles.
Bermacam-macam tulisan dari berbagai bahasa tertuang di pagar tembok putih tersebutAda yang menggunakan pulpen, spidol, bahkan cat semprotNyaris seluruh pagar tembok itu telah tertutup berbagai tulisan tangan.
Awal mula coret-mencoret di tembok tersebut dimulai sekitar 25 tahun lalu sebagai penghargaan fans kepada The BeatlesPada 2004, sempat ada rencana untuk melarang pencoretan tembok itu karena para tetangga di Abbey Road merasa lingkungannya menjadi kotor.
Namun, rencana tersebut ditentang habis-habisan oleh penggila The BeatlesHingga saat ini coretan-coretan itu tetap adaMemang, terkadang tembok dicat ulang agar bersihItu dilakukan setiap tiga pekan, tapi kemudian boleh kembali dicoret-coretSelanjutnya, coretan yang telah dihapus bisa dilihat kembali di situs www.abbeyroad.com/visit.
"Kami meninggalkan tulisan ini sebagai kenanganIni memang salah satu tempat yang ingin saya datangi di London," kata Lena Faerber, turis asal Jerman, yang ditemui Jawa Pos di Abbey Road.
Selain meninggalkan coretan di pagar tembok, biasanya para turis berusaha mendapatkan foto spesialYakni, meniru adegan The Beatles dalam cover album berjudul Abbey Road yang diluncurkan pada 1969Ketika itu para personel The Beatles menyeberang di sudut jalan Abbey Road di luar studio rekaman.
Ide menggunakan zebra cross di sudut Abbey Road itu datang dari Paul McCartneyMereka memakai tenaga fotografer ternama asal Skotlandia, Iain Macmillan, untuk mengambil gambar John Lennon yang diikuti Ringo Starr, MacCartney, serta George Harrison di belakangnya.
Album Abbey Road kemudian mengangkat citra Abbey RoadApalagi Abbey Road disebut sebagai album terbaik grup musik asal Liverpool ituMajalah musik Rolling Stone menempatkan album tersebut dalam urutan ke-14 daftar 500 album paling hebat sepanjang masa.
Karena itu, citra Abbey Road sangat terangkatDulu ketika mengambil foto untuk cover album tersebut, The Beatles meminta bantuan polisi guna menghentikan sementara arus lalu lintas di Abbey RoadNah, kini banyak turis yang datang dan berusaha meniru adegan tersebutAlhasil, sering terjadi kemacetan di wilayah tersebut gara-gara ulah turis itu.
Masalahnya, para pengendara di sekitar Abbey Road tidak bisa memprotesSebab, di zebra cross tersebut terdapat lampu kuning bulat sebagai tanda setiap kendaraan harus berhenti ketika ada orang yang menyeberangDi London, selain lampu lalu lintas yang lazim di Indonesia berwarna merah, kuning, dan hijau, ada jenis lampu lalu lintas yang hanya berwarna kuning dan bulat ditempatkan di kanan-kiri jalan.
"Kalau lampu yang ini, semua harus berhenti, bagaimanapun keadaannyaTerutama ketika pejalan kaki sudah melangkahkan kakinya di jalan rayaDi London, pejalan kaki memang mendapat keistimewaan," jelas Kenneth Taylor, polisi yang ditemui Jawa Pos di area Abbey Road.
Dia juga menjelaskan, warga di sekitar Abbey Road dan pengguna jalan sudah paham dengan kondisi tersebutKarena itu, setiap ada yang melewati zebra cross di depan studio, mereka akan berjalan perlahan.
Kalau Abbey Road mewakili peninggalan musik di London, masih ada Sherlock Holmes, tokoh detektif fiksi karya Sir Arthur Conan Doyle yang telah diterbitkan dalam bentuk novel dan filmSejumlah peninggalannya tersimpan rapi di Baker Street 221 B yang ditetapkan sebagai museum resmi Sherlock Holmes.
Museum itu diabadikan lantaran merupakan lokasi Sir Arthur menulis novel detektif legendaris tersebutSelain menyimpan berbagai memorabilia peninggalan Sir Arthur dan beberapa pernak-pernik yang identik dengan Sherlock, museum itu sekaligus merupakan toko yang menjual pernak-pernik Sherlock.
Kisah Sherlock juga dimanfaatkan banyak pedagang lainnya untuk mengambil keuntunganFaktanya, di sekitar Baker Street terdapat beberapa kafe atau bar yang sengaja menggunakan nama SherlockKarena itu, Baker Street juga sangat identik dengan Sherlock dan menjadi jujukan para turis dari berbagai negara.
Selain The Beatles dan Sherlock, yang tidak kalah menarik adalah platform 9 3/4 di Stasiun King?s Cross, stasiun terbesar di LondonPlatform 9 3/4 berasal dari novel Harry Potter yang ditulis J.KRowlingDalam cerita, platform itu merupakan titik keberangkatan menuju sekolah sihir Hogwarts.
Platform tersebut terletak di antara platform 8 dan 9Dulu, Pemerintah Kota London memutuskan untuk memasang troli dorong yang setengah masuk di area platform 9 3/4, tapi sekarang dipindah ke depan stasiun karena renovasi yang dilakukan di platform 8.
Selain itu, banyaknya turis yang berdatangan memengaruhi arus lalu lintas di platform 8 dan 9 yang selama ini masih aktif melayani pengguna keretaKarena itu, posisi di depan stasiun dinilai cukup strategis.
Dengan begitu, siapa pun yang menuju stasiun terbesar di Kota London tersebut akan bisa melihat dengan jelasBanyak yang memanfaatkannya untuk berfoto di troli yang sebagiannya masuk ke tembok itu"Buat kenang-kenangan, supaya terlihat seperti hendak ke Hogwarts," ungkap Carmela, turis asal Spanyol.
Namun, agak berbeda dari lokasi sebelumnya di mana troli setengah itu dipasang di tembok bata merah khas London, kini hanya dipasang sebuah wallpaper bergambar bata merahLokasinya juga berada di tengah-tengah kios di depan Stasiun King?s Cross
Masih ada beberapa ikon pop lain yang tetap dijaga di Kota LondonMisalnya, pasar kaget di Notting HillItu merupakan lokasi dalam film drama romantis yang diluncurkan pada 1999 dengan judul yang samaPemerannya adalah Julia Roberts dan Hugh Grant.
"Itulah yang membuat semakin banyak lokasi yang bisa dikunjungi di LondonKami juga senang karena dengan begitu banyak orang luar yang datang sekadar melihat dan berbelanja di sini," kata Emily Cooper, warga Notting Hill yang ditemui Jawa Pos.
Sayang sekali Jawa Pos berkunjung ke sana tidak pada Sabtu atau MingguSebab, biasanya di daerah Portobello, Notting Hill, di wilayah Royal Borough of Kensington and Chelsea ada pasar kaget yang menjadi background lokasi film Notting Hill.
Pasar kaget di Portobello tersebut cukup panjangMelewati sekitar empat lampu lalu lintas, melintang mulai Portobello Road sampai Notting Hill GateBiasanya di sana dijual barang-barang antik, pernak-pernik yang berkaitan dengan London, serta makanan.
Namun, pengunjung yang datang karena terinspirasi film Notting Hill jangan kagetSebab, tidak semua latar film itu sesuai dengan kenyataanContohnya, tidak akan ditemui toko buku milik William Thacker (Hugh Grant)Memang ada beberapa toko buku masakan atau pertamananTapi, tidak ada toko buku travel seperti dalam film.
Bukan hanya itu, di sepanjang Portobello Road tidak akan ditemui rumah berpintu biru tempat tinggal Thacker dalam filmSebab, scene itu memang tidak diambil di Portobello Road, melainkan di Westbourne Park Road(c5/kum)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dulu Pengumpul Barang Bekas, Kini Koordinator Pengamen
Redaktur : Tim Redaksi