jpnn.com, SIGI - Setiap peristiwa, terselip keajaiban. Meskipun maut menghantam taktala ajal belum dikehendaki untuk dijemput sang Pencipta, maka ada saja jalan untuk selamat.
Seperti keajaiban yang terjadi saat gempa yang disusul tsunami di Sulawesi Tengah, Jumat (28/9).
BACA JUGA: Waketum MUI: Setop Menjarah Barang di Lokasi Bencana Palu!
Seorang seniman bernama Aldi berhasil selamat dari terjangan tsunami. Dia berasal dari Desa Kalukubula, Kecamatan Sigi Biromaru, Kabupaten Sigi. Sekitar 9 kilometer dari Kota Palu.
Fajar Online (Jawa Pos Group) melaporkan, saat itu Aldi sedang show di atas panggung di sebuah kafe di kawasan Tondo, Palu Timur, Palu. Banyak pengunjung di kafe itu.
BACA JUGA: Partai Gerindra Setuju Usul Pak SBY
Aldi memang sering tampil di sejumlah tempat di Palu.
Kaki para pengunjung menghentak-hentak. Jarum jam menunjukkan pukul 16.00 Wita. Aldi makin semangat. Bergoyang dan meliuk. Mik dipegang erat. Sangat total dalam menyuguhkan lagu.
BACA JUGA: Satu Kelurahan jadi Padang Lumpur
"Bruuukkkk....," tiba-tiba panggung ambruk.
Air laut dengan daya dorong kuat menghantam. Hanya sekejap. Tak ada yang menyadari akan datangnya gelombang raksasa mematikan itu.
Tsunami yang tak mereka ketahui tiba secara mendadak.
Semua pengunjung terhempas. Termasuk Aldi. Terseret arus dan bahan bangunan berupa material yang telah menyatu dengan air laut.
Seketika, semua orang di kafe yang memang dibangun di pinggir pantai Palu itu, hanyut dan tenggelam.
Aldi juga ikut tenggelam. Namun, berjuang melawan dorongan gelombang tinggi yang dipenuhi aneka material.
Wajahnya sempat muncul ke permukaan sebelum akhirnya hilang lagi digulung ombak.
Para pengunjung yang tadi menikmati lantunan suaranya, bahkan telah hilang lebih dahulu. Mereka tenggelam. Belakangan, semuanya ditemukan tewas.
Beruntung, Aldi masih mujur. Dia selamat.
"Seluruh badannya luka gores. Mungkin kayu-kayu yang menggulungnya bersama tsunami," beber ibu Aldi, Ros.
Anaknya selamat berkat usaha sangat keras pantang menyerah. Meskipun terseret, dia tetap berupaya mengatur napas agar tak menelan air laut banyak.
Di sisa tenaganya, tsunami menghempaskannya ke dekat daratan. Di situlah dia berpegangan pada pohon. Memanjat, lalu naik bukit.
"Aldi tak bisa lagi bergerak waktu ditemukan. Setelah tsunami surut, warga mengangkatnya dibawa ke rumah sakit," imbuh perempuan 55 tahun itu. (*/fajar)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sungai Lumpur Raksasa di Tengah Kota Palu, Fenomena Apa?
Redaktur : Tim Redaksi