jpnn.com, JAKARTA - Salah satu kelompok ahli Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Irjen Pol (Purn) Ansyaad Mbai mengatakan, kearifan lokal dan ideologi Pancasila harus dijaga.
Sebab, dua hal itu menjadi kolaborasi terbaik untuk membentengi bangsa dari ‘serangan’ ideologi transnasional yang membawa paham-paham kekerasan, terutama yang membawa nama agama.
BACA JUGA: Alumni Pesantren Ploso Berkomitmen Jaga Aswaja dan NKRI
“Kearifan lokal di Indonesia diakui sebagai alat pemersatu bangsa kita yang majemuk. Itu diucapkan banyak ulama-ulama, terutama dari Timur Tengah. Mereka memuji Indonesia karena mampu hidup damai dengan berbagai keragaman agama, suku, ras, bahasa, dan sebagainya. Bahkan mereka juga memuji islam Indonesia yang toleran,” ujar Ansyaad, Jumat (16/3).
Menurut mantan kepala BNPT itu, dengan saling menghormati dan menjunjung tinggi kearifan lokal, masyarakat otomatis telah memperkuat persatuan bangsa.
BACA JUGA: Jazuli: Umat Islam Itu Tulang Punggung Indonesia
Dia mencontohkan masing-masing daerah memiliki kultur dan adat sendiri dan semua bisa saling menghormati dan menghargai.
“Kalau itu dipaksakan pasti akan terjadi benturan. Jadi, sifat saling hormat dan menghormati ini adalah kearifan lokal yang dahsyat dalam memerangi ideologi transnasional, terutama yang ingin memecah belah Indonesia, khususnya menggunakan dalil agama,” imbuh Ansyaad.
BACA JUGA: MUI Tegaskan Pancasila Sebagai Kompromi dan Solusi bagi NKRI
Contoh lainnya, lanjut Ansyaad, masuknya Islam ke Indonesia juga tidak dengan perang.
Itu terjadi karena ulama yang membawa Islam ke Indonesia sangat menghormati kearifan lokal itu dengan berdakwah lewat wayang, kesenian setempat, dan sangat menghargai adat istiadat warisan leluhur.
“Kita harus kembali ke situ. Intinya, jangan memaksakan, apakah pikiran, budaya, cara berpakaian, penampilan fisik, apalagi agama. Kalau dipaksa pasti terjadi benturan. Kalau itu terjadi, maka paham-paham transnasional, terutama yang radikal, akan mudah masuk dan memperkeruh suasana,” tutur Ansyaad.
Dia menjelaskan, Indonesia berhasil meredam paham radikal itu dengan ajaran Islam Indonesia dan kearifan lokal.
Itu dibuktikan dengan kunjungan Raja Salman dari Arab Saudi ke Indonesia yang salah satu agendanya adalah memperkuat kerja sama penanggulangan terorisme. (jos/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Demi NKRI, Pak Darmo Harapkan DPR Setujui Perppu Ormas
Redaktur & Reporter : Ragil