Kebangkitan Nasional Harus untuk Kemajuan Bangsa

Senin, 20 Mei 2013 – 22:32 WIB
JAKARTA - Wakil Ketua MPR, Melani Leimena Suharli mengajak seluruh masyarakat memanfaatkan momentum Hari Kebangkinan Nasional (Harkitnas) untuk sadar dan bangkit untuk meraih kemajuan bangsa. Semangat untuk maju tersebut, kata Melani harus terus ditumbuhkan demi masa depan bangsa dan negara yang lebih baik.

Melani menceritakan awal Kebangkitan Nasional 105 tahun lalu, dimulai sejarah kelahiran  organisasi Budi Utomo 20 Mei 1908 yang dimotori antara lain: Dr Sutomo, Dr Cipto Mangunkusumo, dan Gunawan Mangunkusumo. Kelahiran Budi Utomo menjadi tonggak kebangkitan masyarakat pribumi kala itu.

Pada awalnya, imbuh Melani, Budi Utomo bergerak dalam bidang pendidikan dan kebudayaan. "Ini sejarah penting karena itu dua bidang ini pun harus kita majukan saat ini. Pendidikan adalah pondasi kemajuan suatu bangsa. Jadi, kita harus fokus memajukan bidang pendidikan di semua bidang," jelas politisi Partai Demokrat itu.

Begitu juga bidang kebudayaan. Melani menjelaskan, kekayaan dan ketinggian budaya Indonesia harus terus dijaga sebagai kekayaan nasional. "Jangan terlena dengan berbagai budaya asing yang belum tentu membawa kebaikan. Sebaliknya, kebudayaan Indonesia dari seluruh provinsi, mencerminkan ketinggian budaya dan kearifan masyarakat indonesia yang berbhineka tunggal ika,” ungkap Melani.

Jadi, lanjut Melani, pendidikan dan kebudayan merupakan unsur yang sangat penting dan mendasar untuk mendorong kemajuan di semua bidang.  Bangsa-bangsa yang maju di dunia ini, pasti pendidikan dan kebudayaannya juga maju dan tinggi.

Lebih lanjut Melani mengemukakan, sejarah Budi Utomo yang pada tahun 1915 beralih ke bidang politik pergerakan untuk memajukan masyarakat dan memerdekakan bangsa ini dari kolonialisme. Hal itu harus menjadi cermin bagi  partai-partai politik saat ini untuk memperjuangkan kemajuan bangsa berdasarkan visi dan program masing-masing partai.

“Karena Indonesia adalah negara demokrasi  terbesar kelima di dunia, maka keberadaan partai politik menjadi pilar utama demokrasi. Nah, partai harus menjadi motor utama kemajuan demokrasi dan bukan sebaliknya menjadi benalu demokrasi. Jangan sampai persepsi masyarakat selalu buruk terhadap partai, karena elite dan kader partai kerap korupsi dan melupakan rakyat," ujarnya.

Melani menekankan bahwa Budi Utomo berjuang di bidang politik untuk bangsa dan negara. Partai pun harus mengikuti jejak perjuangan Budi Utomo ini. Partai politik saat ini menghadapi tantangan berat yakni persepsi yang negatif dari sebagian masyarakat dan selalu dikaitkan dengan perilaku korupsi kadernya.

Karena itu, jika partai ingin mendapat tempat di hati rakyat, partai harus mendekat pada rakyat, menjadi katalisator dan sekaligus sarana bagi masyarakat untuk memperjuangkan kepentingan rakyat.

“Kader partai yang ada di parlemen, juga harus menegaskan sikap anti korupsi. Tidak melakukan tindakan tercela, dan terus menyuarakan dan mengembangkan demokrasi di Tanah Air,” pungkasnya. (fuz/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Menkopolhukam Minta Polisi Buru Pembacok Jaksa

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler