Kebiasaan Lebaran Jaman Dulu Ini Tinggal Kenangan

Sabtu, 24 Juni 2017 – 14:14 WIB
Tradisi berkirim kartu ucapan Idulfitri kini nyaris tak ada lagi. Kalaupun masih ada, bukan pribadi yang berkirim tapi hanya instansi. Foto: radarmadiiun/jpg

jpnn.com, MADIUN - Hari Lebaran merupakan hari yang memiliki banyak tradisi. Namun saat ini sudah banyak tradisi yang hilang dan tidak lagi dilakukan di zaman yang semakin modern ini.

Salah satunya adalah tradisi berkirim kartu ucapan Lebaran yang hilang sejak akhir dekade 1990.

BACA JUGA: Sudah Hampir Sejuta Kendaraan Pemudik Melewati GT Cikarang Utama

Sebelum era itu, kartu ucapan Lebaran masih menjadi media andalan untuk berkirim ucapan selamat hari raya kepada keluarga, kerabat, sahabat atau teman sejawat.

‘’Saat ini masih ada beberapa orang menjaga tradisi itu. Namun, jumlahnya sangat sedikit,’’ kata Kepala Kantor Pos Ponorogo Mohamad Anis Subhan seperti dilansir Radar Madiun (Jawa Pos Group) hari ini.

BACA JUGA: Kawasan Puncak Bogor Lengang

Menurut Anis, saat ini masih ada lima hingga sepuluh orang berkirim kartu lebaran setiap hari. Baik kepada teman, saudara atau orang spesial. Biasanya dilakukan menjelang lebaran hingga saat hari lebaran. Secara kuantitas, beda jauh dengan era 1990-an. Kala itu jumlahnya hingga mencapai ratusan lembar kartu setiap hari.

‘’Tradisi ini berangsur mulai ditinggalkan sejak sekitar tahun 1997 silam,’’ ungkapnya.

BACA JUGA: Ketinggian Hilal Sudah Cukup untuk Masuk 1 Syawal

Penyebabnya, lanjut Anis, ada banyak hal. Mulai dari kemajuan teknologi informasi hingga munculnya tradisi-tradisi baru. Misalnya lewat parcel atau bingkisan. Ucapan lebaran dengan kartu dianggap tidak praktis.

Sebab, sekarang orang sudah bisa mengucapkan lebaran secara digital. Mulai pesan singkat via telepon seluler, surat elektronik (email) hingga media sosial. Bahkan, bisa langsung video call (panggilan video).

‘’Itu beberapa penyebabnya,’’ ujarnya.

Sedangkan untuk berkirim kartu lebaran, orang harus beli dulu di toko. Selain itu juga harus membeli perangko untuk pengirimannya. Mereka juga harus datang ke kantor pos. Pun, penerima juga tidak bisa secara langsung tapi harus menunggu paling cepat sehari. Sehingga, dinilai kurang efektif dan efisien.

‘’Memang lebih cepat dengan media sosial. Tapi kesannya pasti juga beda,’’ paparnya.

Secara personal tradisi ini memang banyak ditinggalkan. Namun, untuk institusi masih memafaatkannya. Hingga kini instansi pemerintah, BUMN maupun swasta masih mempertahankan tradisi ini.

Justru, kata dia, semakin banyak yang meninggalkan tradisi ini, membuat kesan berkirim kartu lebaran lebih eksklusif. Mereka lebih senang dan berkesan. Selain itu juga bisa dijadikan koleksi untuk dikenang.

‘’Karena itu rata-rata mereka (instansi) masih mengirim (kartu lebaran),’’ ungkapnya. (tif/sat)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Insyaallah Besok Sudah Idulfitri


Redaktur & Reporter : Budi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler