Kebijakan lingkungan Australia kini mendapat tekanan internasional setelah sejumlah negara menyatakan keraguan mereka atas target pengurangan emisi karbon yang dijalankan Australia saat ini.
Dokumen PBB yang diperoleh ABC menunjukkan China, Amerika Serikat, Uni Eropa, Brasil, Swiss dan Arab Saudi mengajukan 36 pertanyaan yang meragukan mengenai kebijakan Australia.
BACA JUGA: Mengobati Hilang Ingatan dan Alzheimer Lewat Kelas Seni
Dokumen ini merupakan bagian dari Penilaian Multilateral PBB, yang bertujuan membandingkan upaya pengurangan emisi karbon negara-negara maju secara transparan.
Saat ini Australia menargetkan untuk tahun 2020 akan mengurangi sebanyak 5 persen gas emisi dari tingkat tahun 2000. Persentase ini dipertanyakan oleh Brasil dalam penilaian tersebut.
BACA JUGA: Kenangan Warga Hobart Tentang Kotanya Diabadikan Melalui Aplikasi HP
"Mengingat rendahnya target ini, apakah Australia tidak ingin menaikkan targetnya?" demikian pertanyaan Brasil sebagaimana tercantum dalam dokumen itu.
Pemerintah Australia sebelumnya menyatakan akan meningkatkan persentase pengurangan emisi karbon di tahun 2020 menjadi 15 hingga 25 persen. Syaratnya, tergantung pada apa yang dilakukan negara lain dalam isu ini.
BACA JUGA: Lagu Khusus untuk Mengenang Jasa Tentara Aborigin Diluncurkan di Canberra
"Australia kembali menyatakan target 15 hingga 25 persen itu bersyarat pada apa yang akan dilakukan negara ekonomi maju lainnya," demikian pernyataan China dalam dokumen itu.
"Kami minta kejelasan syarat yang diajukan ini adil atau tidak," tambahnya.
Amerika Serikat mempertanyakan apakah dana pengurangan emisi (ERF) sebesar 2,55 miliar dolar akan bisa memenuhi target pengurangan 5 persen emisi karbon Australia di tahun 2020.
Oleh komite PBB ini, Australia diberi waktu dua bulan untuk merespon berbagai pertanyaan terhitung sejak 31 Maret lalu.
Australia saat ini sedang dalam proses untuk menyusun target pengurangan emisi karbon jauh setelah tahun 20202, yang akan dinegosiasikan bulan Desember mendatang di Paris.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Julie Bishop Optimistis Negosiasi Nuklir dengan Iran akan Tercapai